Peringatan G30S/PKI Kisah Kelam Sejarah Anak Bangsa, Ini yang Masih Diperdebatkan

Senin 07 Oct 2024 - 10:24 WIB
Reporter : Rega Jusa
Editor : Dedi Julizar

KORANRADARKAUR.ID – Setiap 30 September, Indonesia memperingati peristiwa Gerakan 30 September/PKI (G30S/PKI) yang terjadi pada tahun 1965.

Peringatan ini menjadi momen refleksi bagi masyarakat dan pemerintah untuk mengenang tragedi yang menewaskan tujuh jenderal TNI serta menandai awal dari berbagai tindakan represif terhadap PKI dan simpatisannya.

Namun, di balik kisah ini tidak sekadar tentang angka dan tanggal.

Tapi menyimpan kompleksitas sejarah yang mendalam, ini sebuah kisah kelam anak bangsa.

BACA JUGA:Pascatragedi G30S PKI, Wali Kota Moerachman Dipenjara di Kalisosok, Ini Kisah Tragedinya

BACA JUGA:Kebaikan Istri Jenderal Besar AH Nasution Terungkap, Anak-Anak PKI Ditampung Hingga Menjadi Dokter

Dikutip dari RRI.co.id, pada malam 30 September 1965.

Sekelompok militer yang menyebut diri mereka Gerakan 30 September menculik tujuh Jenderal TNI.

Penculik ini menuduh mereka terlibat dalam rencana kudeta terhadap pemerintah.

Tindakan ini dimaksudkan untuk mempertahankan Presiden Soekarno dari ancaman yang mereka anggap nyata.

Namun, situasi berbalik ketika TNI yang dipimpin Jenderal Soeharto.

Atas nama pemerintah dia segera merespons dengan tindakan cepat, menyatakan bahwa mereka berjuang untuk menyelamatkan negara dari ancaman komunisme.

Peringatan G30S/PKI diadakan untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya komunis dan untuk mengenang para jenderal yang gugur.

Namun, tidak sedikit orang yang mempertanyakan narasi resmi tentang peristiwa tersebut.

Beberapa sejarawan dan aktivis hak asasi manusia berpendapat, bahwa penanganan pascaterjadinya G30S yang melibatkan pembantaian massal dan penahanan tanpa proses hukum.

Kategori :