BACA JUGA:Kok Bisa? Desa Wisata Cawang Lama di Rejang Lebong Bikin Pintar Pengunjung
BACA JUGA:Wisata Alam Terbaik Provinsi Bengkulu: Hutan Madapi di Desa Wisata Pal VIII Rejang Lebong
Ia menyebut cara meningkatkan pendapatan dan mengembangkan desa wisata tersebut.
Adalah dengan cara bekerjasama dengan warga lokal dan memelihara kearifan lokal.
"Itu emak-emak kita engage, pastikan kearifan lokalnya nggak luntur.
Pastikan budaya setempat itu, karena yang kalian jual ini adalah budaya kalian, yang dijual ini adalah keindahan.
Kalau sampah ini (misalnya) tidak tertangani dengan baik akhirnya orang tidak akan lagi, nah pendampingan ini yang terus kita lakukan," dia menambahkan.
Mengutip jadesta.kemenparekraf.go.id, adapun Desa Wisata Alamendah memanfaatkan potensi lokal.
Seperti paket bertani, membuat olahan makanan maupun souvenir UMKM, hingga wisata bersepeda keliling kampung.
"Produk dan paket wisata yang sebetulnya merupakan kebiasaan dan aktivitas masyarakat lokal ini.
Mampu menjadi daya tarik wisata yang menciptakan pengalaman tidak terlupakan bagi wisatawan," tulis halaman Alamendah di website Jadesta.
Sandiaga juga menyebut, desa ini yang berkembang pada era pandemi pun berfokus terhadap pemenuhan aspek CHSE.
BACA JUGA:Hobi Bertualang? Ayo ke Curug Papat Desa Wisata Kayu Manis Rejang Lebong Bengkulu
Yakni Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental Sustainabillity.
"Ini empat pilar mereka harus punya.