KORANRADARKAUR.ID - Pesawat terbang tipe Boeing 787 kembali bermasalah!
Yang mana bulan Maret 2024 lalu, terjadi kecelakaan udara yang dialami pesawat Boeing 787 yang diduga lantaran kursi pilot yang hilang kendali.
Karenanya, Badan Penerbangan Federal atau Federal Aviation Administration (FFA) memerintahkan inspeksi pada ratusan pesawat Boeing 787 khususnya pada bagian kursi pilot.
FAA juga menekankan, bahwa operator juga diharuskan untuk melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan berdasarkan arahan kelaikan udara, yang memengaruhi 158 model 787 Dreamliner dan pesawat 737 yang terdaftar di AS di seluruh dunia.
Langkah tersebut merupakan tanggapan terhadap terjunnya penerbangan LATAM Airlines tujuan Selandia Baru yang dioperasikan pada Maret lalu.
BACA JUGA:Pangeran Antasari, Sang Pemberani dari Kalimantan, Tolak Ajakan Kerjasama Belanda
BACA JUGA:Sejarah Seluruh Dunia Bisa Tahu Indonesia Merdeka, Ini Media yang Punya Peran Besar
Pesawat ini tiba-tiba jatuh saat terbang dari Sydney ke Auckland, melukai sekitar 50 penumpang, meski selamat sampai tujuan.
Sejak insiden itu, FAA telah menerima laporan dari Boeing tentang empat kejadian tambahan "gerakan horizontal tak terkendali" dari kursi kapten dan kopilot.
Tiga insiden disebabkan oleh tutup sakelar yang "longgar" di kursi, sementara dua insiden lainnya sedang diselidiki.
"Gerakan kursi yang tidak disengaja dan berkelanjutan" dapat menyebabkan "gangguan selama penerbangan akibat masukan kontrol penerbangan yang tidak disengaja dan tiba-tiba, yang dapat mengakibatkan penurunan pesawat dengan cepat dan cedera serius pada penumpang dan awak," kata FAA mengutip cnbcindonesia.com, Selasa 20 Agustus 2024.
BACA JUGA:Pejuang Muslim Suku Dayak,Menentang dan Melawan Belanda, Diadili dan Dihukum Mati
"FAA mengeluarkan arahan kelaikan udara ini untuk mengatasi kondisi yang tidak aman pada produk-produk ini," imbuh badan dalam siaran pers resminya.
Sejumlah insiden memang terjadi di sejumlah pesawa Boeing tahun ini.
Terbaru, Insiden terjadi pada pesawat Singapore Airlines, di Bandara Narita Jepang 12 Agustus.