BENGKULU SELATAN (BS) - Pasca viralnya informasi mengenai ada sekelompok anak muda yang ketahuan sedang pesta seks dengan tarif Rp 5 ribu sekali "main" di Tebat Gelumpai jadi sorotan banyak pihak.
Terbaru, Anggota DPRD BS Wadimin ikut menyesalkan para pelaku yang terlibat dalam praktik prostitusi tersebut. Apalagi, dalam hal ini mereka masih berstatus remaja bahkan anak bawah umur.
Menanggapi hal itu, Wadimin tidak hanya menyalahkan para pelaku saja. Namun, ia juga meminta agar Pemkab BS jangan hanya diam mengenai beberapa peristiwa yang terus terjadi di BS akhir-akhir ini.
Menurut Wadimin, maraknya beberapa peristiwa yang terjadi di BS sejak beberapa waktu terkahir juga didasari kurangnya pengawasan pihak terkait, dalam hal ini Dinas Satpol-PP dan Damkar BS.
Seharusnya, sebut Wadimin, Dinas Satpol-PP harus lebih rutin lagi dalam melakukan patroli di titik-titik rawan yang ada di BS. Sebab, dari beberapa peristiwa yang terjadi lokasinya hampir di titik-titik itu saja.
Seperti di kawasan Tebat Gelumpai Desa Batu Lambang Kecamatan Pasar Manna, selain di lokasi itu sering digunakan untuk perbuatan asusila. Lokasi itu juga jadi tempat favorit anak muda mabuk.
BACA JUGA:UPDATE TERBARU! Soal Laporan Makelar Tanah dan Perizinan PT ABS, Jaksa Sudah Periksa 15 Orang
BACA JUGA:Tilep Uang Nasabah, Ibu Muda Asal Seluma Dibekuk Polres Bengkulu Selatan, Sempat Kabur ke Bandung
Selain itu, titik rawan lain seperti Tebat Rukis di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Pasar Manna. Lokasi ini sudah beberapa kejadian seperti perkelahian hingga korban meninggal dunia.
"Pada intinya, kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Seharusnya, pihak terkait seperti Satpol-PP harus lebih rutin melakukan patroli," ungkap Wadimin.
Tidak hanya itu, beberapa peristiwa yang terus terjadi di BS ini juga disebabkan minimnya fasilitas penerangan di beberapa lokasi yang sering tempat anak-anak muda kumpul.
Bukan hanya di Tebat Gelumpai saja, beberapa tempat lain seperti Tebat Rukis, kawasan Sirkuit dan GOR Padang Panjang, Taman Merdeka, kawasan wisata Pantai Pasar Bawah juga minim penerangan.
Akibat minimnya penerangan di beberapa lokasi tersebut, menjadikan banyak anak muda yang memanfaatkan situasi untuk berbuat hal-hal yang negatif.
Wadimin yakin, jika setiap titik rawan yang ada di BS ini diberikan fasilitas berupa lampu penerangan yang maksimal. Maka, berbagai bentuk gangguan kamtibmas akan berkurang.
"Dengan adanya penerangan yang lebih maksimal di tempat-tempat rawan ini, saya yakin hal-hal negatif yang sering terjadi di Bengkulu Selatan akan berkurang dengan sendirinya," jelas Wadimin.