Tokoh dan Petani Indramayu Lawan Tentara Jepang, Ini Sebab Utamanya

Tokoh dan Petani Indramayu lawan tentara Jepang.-Sumber foto: jabar.nu.or.id-

KORANRADARKAUR.ID – Tokoh dan petani Indramayu bersatu dalam melawan tentara Jepang. Karena kehadiran Jepang ke tanah pertiwi ingin berkuasa dan begitu kejam pada rakyat. 

Sehingga terjadilah pertempuran yang hebat oleh para tokoh ulama dan para petani. Perlawanan pada tahun 1944 terhadap Jepang.

Hal ini disebabkan adanya kewajiban untuk menyetorkan hasil penanaman padi pada tentara Jepang.

Di bawah pimpinan para tokoh, rakyat Indramayu melakukan perlawanan dan tidak mau menuruti keinginan Jepang.

BACA JUGA:Syaratnya Mudah, Ini Instansi Buka Seleksi PPPK dan CPNS 2024 untuk Lulusan SMA/SMK

BACA JUGA:Tradisi Upacara HUT Kemerdekaan RI Akan Berubah, Inilah Penyebabnya

Perlu diketahui, Jepang mendarat di Indonesia dan ingin berkuasa karena mengincar kekayaan  sumber-sumber bahan mentah terutama minyak bumi.

Perang Jepang pun berhasil merebut Indonesia dari tangan Belanda pada Maret 1942. Bahkan daerah Indramayu juga tidak luput dari perhatian mereka.

Dikutip dari laman jabar.nu.or.id, Jepang mendarat di Indramayu tepatnya di Kampung Sumur Sereh. Pada saat itu para Serdadu Jepang yang umumnya berpangkat Jenderal datang ke sebuah pendopo.

Lalu mereka pun menuntut penduduk setempat memberi hormat. Sehingg apa bila menolak, maka akan dipukul atau diteriaki bodoh. Waktu itu, rakyat menjadi sangat murka terhadap Jepang.

Dengan perlakukan tersebut membuat rakay marah dan melakukan pemberontakan petani di Indramayu  terhadap Jepang.

Petani dipimpin oleh para ulama beberapa tokoh Indramayu dalam perlawanan rakyat terhadap Jepang.

Dalam sejarah diceritakan, mereka diantaranya adalah Haji Matriyas, Haji Kartiwa dan Kyai Srengseng.

Pada Maret 1944, petani yang ada di desa kabongan melancarkan protes. Sehingga Jepang yang ada di Cirebon datang dengan membawa satu kompleks truk.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan