Ternyata Tanjung Bunian Pernah Bernama Senak, Ada Kisah Bikin Kesal

RADAR KAUR - Terdapat salah satu desa di Kecamatan Lungkang Kule Kabupaten Kaur, bernamanya Desa Tanjung Bunian.

Diceritakan, dulunya desa ini masih berpenduduk sedikit dan bermukim di Air Bunian. Penduduknya berasal dari Lubuk Betung di Kecamatan Kinal.

Mereka sengaja datang ke sini untuk berkebun yang mengarah dekat air. 

Dulunya dinamakan Tanjung Bunian Karena airnya berkelok-kelok sehingga warga setempat menyebutnya tanjungan. Sedangkan kata Bunian berarti yang menggenang dan berbentuk lubuk yang  airnya tenang. 

Dinamakan Tanjung Bunian, setelah Sungai Air Bunian naik dan menyebabkan kebanjiran yang airnya menyenak atau membentuk lubuk yang dalam tetapi airnya tenang. Sehingga diubahlah nama dusun menjadi Dusun Senak.

BACA JUGA:Begini Penjelasan Kadis Pora Bengkulu

BACA JUGA:Petron Expo ke-12 Mengagumkan, Ini yang Bikin Kadis Dikbud Kaur Bangga

Mengenai cerita berpindahnya nama ke Tanjung Bunian lagi, disini ada kisah yang menarik. Tuan Setamun yang dianggap tokoh masyarakat dan orang yang paling dituakan di dusun ini pernah mandi dengan orang Belanda ke Air Bunian.

Karena airnya bersih dan dingin lalu orang Belanda berkata, "Tuan Setamun, apa nama air tempat kita mandi ini? " Tuan Setamun menjawab, “Air Bunian”. 

Lalu sepulangnya dari air tersebut Tuan Belanda memberi saran “kita ganti saja nama desa ini menjadi Tanjung Bunian”. Usulan Tuan Belanda ini mendapatkan respon positif dari Tuan Setamun, keesokan harinya di musyawarahkan dan semua penduduk setuju. Sehingga nama desa di rubah lagi dari Senak menjadi Tanjung Bunian.

Mengenai peninggalan sejarah tersebut. Diceritakan ada sebuah piring yang bergambar naga, tepatnya terletak di tengah piring itu. Anehnya, bila piring itu di isi air seakan-akan naga itu hidup.

Tapi sayangnya peninggalan yang bersejarah itu sudah dijual pada zaman Belanda. Kemudian tidak di ketahui lagi keberadaannya.

Itulah sejarah singkat tentang Desa Tanjung Bunian di Kecamatan Lungkang Kule.