Puskesmas Sambangi SDN 122 Kaur dan SMPN 17 Satap Kaur, Ini yang Diminta Kapus ke Sekolah

ISTA/RKa CEK: Tim Puskesmas Muara Sahung lakukan pengecekan kebersihan di SDN 112 Kaur.--

MUARA SAHUNG - Tim Puskesmas Muara Sahung lakukan sabangi SDN 122 Kaur dan SMPN 17 Satu Atap (Satap) Kaur yang berada di Desa Bukit Makmur Kecamatan Muara Sahung. Tujuannya, selain pengecekan kesehatan, juga melakukan sosialisasi penyakit frambusia.

Kepala Puskesmas (Kapus) Muara Sahung Dewi Andriani, SKM mengatakan, inspeksi yang pihaknya lakukan di SDN 122 Kaur dan SMPN 17 Satap Kaur di Desa Bukit Makmur Kecamatan Muara Sahung melakukan pengecekan kebersihan di fasilitas umum di sekolah tersebut.

Seperti kantin, kamar mandi juga ruang perpustakaan. Ini untuk memastikan kedua sekolah aman dari penyakit prambusia.

"Frambusia biasanya menyerang anak usia di bawah 15 tahun. Paling rentan di usia 6-10 tahun. Penyebabnya karena si anak beraktivitas di sekitar sanitasi yang buruk juga lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya. Karenanya, melalui kegiatan kami melakukan monitoring kondisi di kedua sekolah ini," ungkap Dewi Andriani.

BACA JUGA:Keluarga Pasutri Sakit Belum Diketahui, Berikut Langkah Pemdes

Dijelaskannya, frambusia dikenal juga sebagai frambesia tropica atau patek. Penyakit ini bisa menular melalui kontak langsung dengan ruam pada kulit yang terinfeksi.

Pada awalnya, frambusia hanya akan menyerang kulit. Namun, seiring berjalannya waktu, penyakit ini juga dapat menyerang tulang dan sendi. Berpotensi menyebabkan kelumpuhan pada orang yang diserang.

"Bila tidak segera mendapatkan penanganan, frambusia dapat menyebabkan cacat tubuh seumur hidup, khususnya pada anak-anak. Karenanya, perlu diberikan sosialisasi tentang penyebab dan gejalanya serta cara pencegahan," ujar Kapus Muara Sahung.

Terkait gejala, lanjutnya, pada tahap laten, penderita tidak mengalami gejala, tetapi bakteri tetap ada di dalam tubuh. Tahap ini muncul pada setiap pergantian tahap.

BACA JUGA:Meningkatkan Kinerja Pendidik, Inilah Kegiatan SDN 14 Kaur

Tahap laten dari primer ke sekunder berlangsung 6–16 minggu. Pada tahap ini, infeksi masih bisa ditularkan ke orang lain meski penderitanya tidak mengalami gejala.

Kemudian, pada tahap sekunder muncul ruam kulit di berbagai bagian tubuh. Seperti kaki, lengan, wajah, dan bokong. Penderita juga dapat memiliki ruam kulit yang terasa nyeri di telapak kaki. Akibatnya, penderita mulai merasa sulit untuk berjalan dan mengalami perubahan pada gaya berjalan.

Jika tidak ditangani, frambusia dapat memasuki tahap tersier. Tahap ini jarang terjadi, yaitu hanya sekitar 10% dari penderita frambusia. Pada tahap tersier, ruam kulit akan muncul dan berkembang sehingga mengakibatkan kerusakan pada kulit, tulang, dan sendi.

"Segera periksakan ke dokter atau fasiltas kesehatan ketika mengalami gejala dini sebelum terlambat," ajak Kapus Muara Sahung.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan