Keluarga Pasutri Sakit Belum Diketahui, Berikut Langkah Pemdes

DIRAWAT: Witono (66) dan Wiji (66) pasagan Pasutri Desa Serdang Indah Kecamatan Luas saat dirawat di RSUD Kaur di Desa Cahaya Batin Kecamatan Semidang Gumay.--

LUAS - Keluarga pasangan suami istri (Pasutri) Witono (66) dan Wiji (66) warga Desa Serdang Indah Kecamatan Luas yang sakit masih belum diketahui. Ini membuat pemerintah dan warga desa bingung.

Karena walau sudah dirawat di RSUD Cahaya Batin. Tapi penjaga Pasutri ini tidak ada, karena tidak ada keluarganya. Karena itulah Pemdes Serdang Indang terus berupaya mencari informasi keberadaan keluarga Pasutri yang sakit ini.

Kades Serdang Indah Arozianto, S.Pd mengungkapkan, hingga hari kedua menjalani perawatan di RSUD Kaur, Rabu 24 Januari 2024. Walau telah melakukan sejumlah usaha dalam mencari keberadaan keluarga pasutri itu.

Seperti meminta bantuan jaringan TNI-Polri. Pihaknya masih belum mendapatkan informasi tentang keluarga pasutri yang kini terbujur lemas di ruang perawatan itu.

BACA JUGA:Midi Hantono Calon Ketua KPN SD, Perhatikan Visi Misinya

"Masih belum diketahui siapa dan di mana keluarganya. Untuk usaha telah kami coba dengan meminta bantuan TNI-Polri," ujar Arozianto.

Belum ditemukannya keluarga dari warga yang sedang sakit itu diakui Pemdes. Bahkan Pemdes mulai merasa kebingungan dalam mengatur waktu untuk menemani keduanya saat menjalani perawatan medis. Sementara ini, Pemdes secara bergantian menemani keduanya menjalani perawatan di RSUD Kaur. 

"Sejauh ini kami Pemdes yang bergantian menjaga. Jujur saja, rekan Perades mulai bingung mengatur waktu untuk menjaganya. Sebab, mereka tentu harus mengatur waktu untuk mencari nafkah keluarga. Besar harapan kami agar pihak keluarga segera diketahui," harap Rozi.

Alami Kesulitan Ekonomi

Sementara itu, tokoh masyarakat (Tomas) Desa Serdang Indah Afnizar (45) mengungkapkan, sejak keduanya datang ke desa setempat sekitar tahun 1998.

BACA JUGA:Gedung SDN 107 Sudah Banyak Rusak, Belajar Tetap Aktif dan Lancar

Dirinya belum melihat anak dari keduanya. Kemudian, keduanya yang tinggal di ujung desa juga jarang menceritakan tentang keluarganya.

"Beliau jarang membahas tentang keluarganya. Kemudian saya yang bersama-sama mereka ikut program transmigrasi tahun 1998. Belum sekalipun melihat anak ataupun keluarga keduanya yang lain. Ini bikin kami bingung mendapatkan info tentang keluarganya," ujar Afnizar. 

Lanjutnya, saat datang ke desa setempat. Keduanya tergolong keluarga yang cukup berada. Ini terlihat dari banyaknya aset seperti tanah dan kebun yang keduanya miliki. Namun, saat ini keduanya hanya memiliki aset berupa rumah beserta pekarangannya saja.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan