Harga Kopi Bikin Masyarakat Pemilik Kebun “Kaya Mendadak”
Warga Desa Muara Dua Kecamatan Nasal dapat uang ratusan juta dari penjualan hasil pertanian saat harga kopi mahal. -Sumber foto: IST/RKa-
NASAL - Harga kopi tahun 2024 ini merupakan pemecah sejarah, karena sejak dulu baru tahun ini harga kopi mencapai Rp 70.000/Kilogram (Kg).
Tapi terbaru, harga kopi sudah turun kisaran Rp 50 tibuan/Kg.
Tapi menariknya, dari meroketnya harga kopi ini pemilik kebun banyak “kaya mendadak”.
Kondisi ini juga terjadi di beberapa desa Kecamatan Nasal, Maje dan kecamatan yang lain yang ada di Kabupaten Kaur.
Bahkan, kini banyak petani kopi membangun rumah baru, membeli peraboran baru. Bahkan ada juga yang membeli rumah dan hal lainnya, karena penghasilan mereka meningkat drastis dari biasanya.
BACA JUGA:KUA-PPAS APBD 2025 Disepakati! Ini Pendapatan Bengkulu Tahun Depan
Kades Muara Dua Ansori mengatakan, banyak petani desanya mendadak mendapatkan penghasilan bagus. Hanya saja dengan turunnya harga kopi mempengaruhi ekonomi mereka.
Diperkirakan turunnya harga kopi ini karena bangsa pasar yang sudah terpenuhi. Selain itu juga dipengaruhi kualitas kop.
Untuk mendapatkan harga yang maksimal, petani harus menjual kopi dengan kadar air 20 persen ke bawah. Jika lebih dari itu, maka dapat merusak kualitas dan kuantitas kopi.
BACA JUGA:Kirab Merah Putih, Warga Bengkulu Telusuri Kisah Soekarno-Fatmawati
"Sekarang posisi harga kopi memang turun, tapi masih diambang batas. Dengan harga Rp 50 ribu per kilogram. Saya rasa sudah cukup membantu kehidupan petani. Ketimbang harga kopi dahulu tertinggi hanya Rp 28 - Rp 30 ribu per kilogram," ujarnya.
Lanjutnya, walaupun sudah tidak memasuki puncak panen kopi. Masih banyak petani kopi menjual hasil kebunnya.
Dalam satu hari bisa mencapai 1-2 ton, kadang dibawahnya. Hal ini dikarenakan mayoritas warganya berprofesi sebagai petani kopi.
Selain itu harga terima kopi, mampu bersaing dengan tengkulak lainnya yang ada desa bawah.