Kemarau, Petani Merana, Ini Dampak Buruk Dihadapi, Dimana Pemerintah?

KERING: Lahan persawahan dan jagung mengalami kekeringan akibat musim kemarau, petani merana, Minggu 10 Agustus 2024.-IST/RKa Bahman Hadi-

Terpisah, salah seorang petani jagung Telis (40) warga Desa Gunung Kaya menuturkan, sudah sering terjadi ketika jagung yang ditanam gagal panen. Lantaran akibat tidak datang hujan. 

Begitu juga dengan padi yang akan ditanam, hingga kini belum bisa bercocok tanam padi karena tidak ada air atau sedang kekeringan. “Kami hanya mengandalkan tadah hujan,” ucapnya.

Hal senada disampaikan petani Ropin (45) juga warga Gunung Kaya, kejadian seperti ini sudah biasa karena panas, semua lahan hamparan di Pagulir mengalami kekeringan. Pasokan air tidak ada.

BACA JUGA:Hari Ini Tanjung Kemuning Gelar Turnamen Bola Voli, Ini Pesertanya

Padahal di Pagulir ada sungai Paguci yang cukup besar.

Namun sungai tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh petani. Sebab hingga kini belum ada bendungan permanen yang bisa mengairi persawahan petani. 

Pemerintah harus mendengarkan jeritan petani, karena bila musim tanam gagal dan tanaman yang sudah ditanam juga gagal panen, maka petani jadi bingung.

Ditambah kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako) masih terbilang tinggi bagi petani kecil ini. 

“Harapan ada kemajuan ke depan dan lahan milik petani tidak kekeringan lagi,” pintanya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan