Kemarau, Petani Merana, Ini Dampak Buruk Dihadapi, Dimana Pemerintah?
KERING: Lahan persawahan dan jagung mengalami kekeringan akibat musim kemarau, petani merana, Minggu 10 Agustus 2024.-IST/RKa Bahman Hadi-
PADANG GUCI HILIR (Pagulir) – Kini sedang musim kemarau, akibatnya petani merana. Lantaran sawah kering kerontang dan tanaman jagung gagal panen.
Dengan demikian, tentu berdampak bagi para petani musiman padi dan jagung. Karena yang dihamparan tempat usaha masyrakata kekeringan, dipastikan didapatkan kegagalan.
Hal seperti ini seyogyanya menjadi perhatian pemerintah, pembagian mesin sedot air yang diberikan ke kelompok tadi harus tepat sasaran.
Bukan hanya diberikan pada pihak – pihak yang bisa melobi semata.
Salah seorang tokoh masyarakat Jaibadi Senap (60) warga Desa Gunung Kaya Kecamatan Pagulir mengatakan, kini petani sedang pusing. Lantaran ratusan hektar sawah mengalami kekeringan akibat musim panas.
Begitu juga dengan jagung yang sudah ditanam berumur satu bulan lebih, kini sudah kering dan bakal gagal panen.
BACA JUGA:KUA-PPAS APBD 2025 Disepakati! Ini Pendapatan Bengkulu Tahun Depan
BACA JUGA:Beri Perhatian Khusus Terhadap Anak Stunting, Ini Langkah Dinas Kominfo Bengkulu Selatan
Petani sangat dirugikan karena air hujan yang menjadi sumber kehidupan belum juga tiba yang dapat mengairi persawahan.
Selain itu, sejak Kaur pemekaran hingga sekarang belum ada bendungan permanen di Pagulir yang dapat mengairi sawah petani saat musim panas.
Petani berharap agar pemerintah membangun bendungan permanen di sungai Paguci Desa Pulau Panggung.
Sehingga bisa menstabilkan irigasi seluruh hamparan persawahan di Pagulir. Selain itu, dapat mengendalikan sungai Paguci saat musim hujan yang berpotensi bencana banjir.
BACA JUGA:Kirab Merah Putih, Warga Bengkulu Telusuri Kisah Soekarno-Fatmawati
“Bila dibangun bendungan permanen di desa tersebut, maka dapat mensejahterakan petani,” sebutnya.