Tidak Hanya Pribumi, Inilah Sederet Tokoh Keturunan Tionghoa yang Turut Memperjuangan Kemerdekaan Indonesia

Tokoh keturunan Tionghoa yang memperjuangkan kemerdekaan. --

KORANRADARKAUR.ID - Perjuangan kemerdekaan tidak hanya dilakukan oleh warga negara Indonesia, namun ternyata ada beberapa tokoh yang berasal dari keturunan Tionghoa yang turut serta membantu perjuangan kemerdekaan. Siapa saja mereka? Yuk simak nama-namanya di sini!

Tanpa memandang usia, gender atau latar belakang etnis, berbagai bagian masyarakat turut serta dalam perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia. 

Keluarga Tionghoa yang tinggal di Nusantara juga berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan. Ada yang sebagai mata-mata, tenaga medis dan tentara mereka berjuang tanpa pandang bulu.

Perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah salah satu momen sejarah yang paling berkesan dan berpengaruh dalam sejarah. 

Perjuangan ini melibatkan berbagai aspek, dari perlawanan terhadap penjajahan Belanda hingga perjuangan melawan Jepang dan akhirnya, perjuangan untuk memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dikutip dari daerah.sindonews.com, berikut tokoh yang merupakan keturunan Tionghoa yang turut serta membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia:

BACA JUGA:Jangan Sampai Terlewat! Yuk Daftarkan Lomba Cerdas Cermat APBN 2024, Tingkat SMA SMK MA

BACA JUGA:Jelang Pilkada Kaur, Hellitza Okkie Berpamitan, Berikut Isi Surat Terbukanya

1. Lie Eng Hok

Lie Eng Hok adalah seorang Tionghoa yang aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dia lahir di Balaraja, Tangerang, pada 7 Februari 1893.

Memulai karirnya sebagai reporter di surat kabar Tionghoa pada tahun 1910-an, Lie Eng Hok menjadi terkenal setelah mendorong pemberontakan di Banten pada tahun 1926. 

Selama aksi tersebut, dia mengawasi gerak-gerik pasukan Belanda dan memberikan informasi penting kepada para pejuang. Akibatnya, dia ditahan dan diasingkan selama lima tahun ke Boven Digoel (Tanah Merah), Papua, dari 1927 hingga 1932. 

Meskipun dia ditawarkan kerja sama oleh Belanda, Lie Eng Hok memilih untuk tetap setia pada perjuangan hidupnya yang sederhana sebagai tukang tambal sepatu. 

Dia dianugerahi gelar Perintis Kemerdekaan RI pada tahun 1959, dua tahun sebelum dirinya wafat karena prestasinya yang diakui oleh pemerintah Indonesia. Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal di Semarang adalah tempat Lie Eng Hok dimakamkan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan