Gedung Sekolah Banyak Rusak, Alasan Terganjal Anggaran, DAK Selama Ini Buat Apa?
Tampak kondisi gedung sekolah di SDN 88 BS menganga karena tidak memiliki atap lagi, belum lama ini--
"Iya, memang betul dan memang fakta di yang ada di lapangan. Belum lagi, jika harus pakai APBD, tentu tidak akan cukup karena anggarannya minim," ungkap Novianto.
Kadis melanjutkan, selama ini Dinas Dikbud Kabupaten BS bukan tidak pernah memperjuangkan pembangunan dan perbaikan fasilitas di dunia pendidikan.
Bahkan, setiap kali kegiatan Musrenbang selalu diusulkan mengenai anggaran di dunia pendidikan. Namun, meskipun usulan sudah diterima oleh TAPD.
Ketika sudah mendekati realisasi penggunaan anggaran, justru anggaran untuk pendidikan ini selalu batal. Padahal, sebetulnya pembangunan di bidang pendidikan ini sangat penting.
BACA JUGA:Wanita Asal Prancis Tuntut Perusahaan, Karena Dia Digaji Tanpa Bekerja
BACA JUGA:Buka dengan Banyak Posisi! PAM JAYA Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 Hingga S1
Bahkan, menurut Novianto, anggaran untuk fasilitas pendidikan itu memang harus rutin. Setiap tahun pasti ada item bangunan atau fasilitas yang harus diperbaiki.
"Nah, jika usulan dan pembangunan di pendidikan ini sampai telat, maka imbasnya ke proses pendidikan. Sebagai contoh, banyak sekolah yang bangunannya sekarang rusak parah," jelas Novianto.
Untuk itu, Kadis menegaskan, salah satu jalan yang bisa ditempuh agar DAK Kemendikbudristek RI mengalir deras ke daerah yakni, dengan optimalnya usulan sekolah di laman Dapodik.
Usulan harus sesuai dengan kondisi lapangan dan didukung dengan data yang akurat. Dengan demikian, pusat akan lebih gampang melihat situasi sekolah dan memberikan bantuan anggaran.
"Usulan DAK setiapal tahun tidak kecil, bahkan tembus Rp 100 miliar per tahunnya. Tapi realisasinya tidak sampai segitu," demikian Kadis.*