Wajib Diteladani! Inilah 4 Sosok Guru Inspiratif Indonesia

Ilustrasi seorang guru saat mengajar di dalam kelas.--

RADAR KAUR - Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Julukan tersebut diberikan bukan tanpa sebab, namun karena jasa para guru rela berkorban waktu, pikiran dan hidup demi mendidik anak bangsa agar memiliki kualitas hidup yang baik untuk masa depan.

Hal tersebut sangat berpengaruh pada kemajuan pendidikan di Indonesia. Banyak prestasi yang patut dicontoh dari para guru dan menjadi motivasi tersendiri, untuk anak didik meraih kesuksesan.

Dilansir dari itjen.kemdikbud.go.id inilah tokoh guru yang inspiratif dan memberi dampak besar bagi dunia pendidikan Indonesia. 

1.Wahyana dan Qomarul Lailiah.

Dua guru asli Indonesia berhasil menjadi wasit cabang bulu tangkis di Olimpiade Tokyo 2020. Lia, panggilan akrab dari Qomarul Lailiah merupakan guru bidang studi bahasa Inggris di SDN Sawunggaling I/382, Wonokromo, Surabaya.

Rekannya, Wahyana yang juga merupakan seorang guru mengajar pelajaran di SMPN 4 Patuk, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Jasa kedua guru ini, mendapatkan apresiasi dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Selain menjadi wasit di Olimpiade Tokyo 2020, Wahyana sudah pergi ke 77 negara untuk memimpin pertandingan.

2. Slamet Riyadi

Slamet Riyadi merupakan guru asal Salatiga dan mengajar di SMP Negeri 4 Tengaran Satu Atap, Salatiga, Jawa Tengah. Ia berhasil menjadi salah satu guru yang terpilih untuk mengikuti program Honeywell for Educators at Space Academy (HESA).

Selama sepekan, beliau dengan ke-6 guru lainnya menjalani pelatihan ilmu Sains, Teknologi, Engineering/Teknik, Matematika (STEM) dan pelatihan fisik oleh astronot NASA. Disana Ia melakukan simulasi layaknya menjadi astronot sungguhan.

3. Een Sukaesih

Guru yang satu ini pasti sudah tidak asing di dengar oleh masyarakat Indonesia. Beliau sudah mendapatkan banyak penghargaan sebagai guru terinspiratif.

Ibu Een Sukaesih lahir pada 10 Agustus 1963 di Sumedang. Beliau mengenyam pendidikan Bimbingan dan Konseling di UPI Bandung. Cita-citanya untuk menjadi guru sempat terhambat akibat penyakit Rheumatoid arthritis yang dideritanya yang membuat ia hanya menghabiskan waktu di atas tempat tidur.

Tidak putus semangat, Bu Een mulai mengajar anak-anak di lingkungan sekitarnya di Dusun Batu Karut, RT 01 RW 05 Cibereum Wtan, Cimalakama, Sumedang, Jawa Barat. Pada tahun 2013 beliau menerbitkan buku yang berjudul “Een Sukaesih Sang Guru Qolbu” dan juga mendirikan Rumah Pintar Al-Barokah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan