Biodiesel Berhasil Tekan Impor BBM, Simak Angkanya

SAWIT : Kelapa sawit milik petani sawit Kabupaten Kaur yang mulai berproduksi. --

RADAR KAUR- Program Biodiesel diluncurkan pemerintah sejak tahun 2006. Program tersebut sangat berdampak positif jangka panjang.

Karena dengan Program Biodiesel bisa penghematan devisa negara dan bisa menjaga harga sawit di hulu. Dikutip dari cnbcindonesia.com dengan judul “Top! Program Biodiesel RI Berhasil Tekan Impor BBM, Angkanya Segini”. 

Head of Sustainability Division Aprobi Rapolo Hutabarat mengatakan, Program Biodiesel telah berhasil mengurangi nilai impor solar berbasis minyak bumi yang cukup besar, hingga US$ 11 Miliar (M) atau setara Rp 173 Triliun (T) dengan asumsi kurs Rp 15.751/US$.

Angka Rp 173 T setiap tahunnya mengalami kenaikan yang signifikan. Impor solar tahun 2018 sebesar US$ 1,95 M, tahun 2019 US$ 3,34  M, tahun 2020 sebesar US$ 2,7 M, tahun 2021 sebesar US$ 4,8 M dan tahun 2022 sebesar US$ 9 M.

Hadirnya Biodiesel telah mendukung industri hulu sawit, mampu menjaga harga sawit. Di mana pengaruh yang signifikan dari program B20 untuk Public Service Obligation (PSO) dan non PSO terhadap harga Crude Palm Oil (CPO) pada September 2018.

Dengan harga cenderung naik sampai akhir 2019. Di awal tahun 2020 ada terjadi penurunan harga CPO, karena harga minyak dunia yang turun. Ini terjadi imbas pandemi covid-19.

Program B20, B30 hingga B35 membuat harga sawit meningkat. Kalau tidak ada Program Biodiesel maka harga Tandan Buah Segar (TBS) bisa runtuh, karena hanya mengandalkan ekspor.

Dengan adanya Program Biodiesel, dari B20 sampai B35 itu menunjukkan peningkatan harga TBS dan CPO di tanah air.

Tentu petani kelapa sawit di seluruh Indonesia sangat berharap harga TBS terus menguat. Karena saat ini hampir di seluruh penjuru Indonesia telah membudidayakan sawit sebagai usaha petani. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan