Serial Bidaah dan Saran dari Abah Anom dalam Memilih Guru
Seriah Bidaah serta saran dari Abah Anom.-Sumber foto : koranradarkaur.id-
koranradarkaur.id – Seperti yang telah diketahui, bahwa serial Bidaah telah tayang dan viral di media sosial (Medsos).
Apalagi dihebohkan dengan pemeran Walid yang menjadi kontroversial dalam serial Bidaah.
Walid merupakan sosok kontroversial dalam sinema Bidaah yang sedang trending tidak hanya di negeri asalnya, Malaysia, namun juga di negara sekitar termasuk Indonesia.
Drama ini disutradarai oleh Pali Yahya dan diproduksi oleh Rumah Karya Citra milik Erma Fatima.
Ini muncul sebagai refleksi sinematik dari karya yang cukup menggugah yang menunjukkan ketidaksamaan dalam kelompok yang serupa dengan Tasawuf.
Serial Bidaah yang disiarkan di Viu Malaysia telah memicu perdebatan yang cukup intens tentang bagaimana Tasawuf dan Tarekat digambarkan dalam media.
BACA JUGA:Drama Bidaah Episode 15, Penonton Disuguhkan Ketegangan yang Semakin Meningkat, Cek Faktanya!
BACA JUGA:Tokoh Dewi dalam Film Bidaah: Pusat Perhatian Publik, Ini Fakta Menariknya!
Mengutup dari ltnnujabar.or.id, serial Bidaah bermula dengan Baiduri, seorang gadis yang dipaksa bergabung dengan sekte Jihad Ummah yang dipimpin oleh Walid Muhammad Mahdi Iman, seorang pria yang luar biasa dan berpengaruh.
Namun, pelan-pelan sosok Walid Muhammad menampilkan wajah aslinya yang cenderung manipulatif yang mengatasnamakan Allah atas adegan-adegan vulgarnya terhadap Baiduri.
Meski baik dalam otokritik terhadap praktik Tasawuf yang menyimpang dari jalur syariat, namun serial Bidaah tidak memberikan atau generalisasi yang menyudutkan tasawuf secara keseluruhan.
Dikutip dari ltnnujabar.or.id, tasawuf adalah jalan menuju kedekatannya dengan Allah dan keintiman dengan-Nya, yang membutuhkan bimbingan dari guru yang berakhlaq mulia dan memiliki pengetahuan mendalam.
Jalan tasawuf tidak merusak aqidah atau menyimpang dari syariat dalam tradisi sufi yang asli.
“Barang siapa mengamalkan fiqh tanpa bertasawuf maka dia termasuk orang fasiq. Dan barang siapa bertasawuf tanpa fiqh maka dia kafir zindiq. Dan barang siapa mengamalkan fiqh sekaligus bertasawuf, itulah yang benar,” kata Imam Malik bin Anas ra.