Revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai Tak Ada Hasil, Gubernur Bengkulu Berang!

Terkai Pelabuhan Pulau Baai, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan temui Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono, di Jakarta, Minggu, 13 April 2025. Sumber foto: koranradarkaur.id--
BENGKULU - Proyek revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai dengan anggaran hingga Rp 1 triliun hingga kini belum menunjukkan hasil nyata.
Lambannya progres pembangunan memicu kemarahan Gubernur Bengkulu Helmi Hasan, orang nomor satu Bengkulu ini berang.
Gubernur langsung bergerak untuk menemui Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono di Jakarta.
Dia meminta kejelasan atas komitmen yang pernah disampaikan perusahaan pelat merah itu.
Dalam pertemuan tersebut, pihak Pelindo berdalih bahwa persoalan alur pelayaran bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab mereka. Melainkan berada di bawah kewenangan Kementerian Kelautan.
Pernyataan itu tidak memuaskan Gubernur Bengkulu. Helmi menyebutkan, alasan tersebut tidak bisa terus dijadikan tameng atas keterlambatan yang terjadi.
"Persoalan akses pelayaran ke Pulau Enggano memang warisan masa lalu, tapi harus kita selesaikan sekarang. Kami bahkan sudah menerbitkan surat darurat pelabuhan sebagai dasar hukum agar Pelindo segera bergerak dengan seluruh sumber dayanya," tegas Helmi.
Gubernur mengungkapkan, sebelumnya Pelindo telah berjanji kapal penumpang dan logistik akan bisa mulai berlayar ke Enggano pada Selasa. Namun kenyataannya, hingga Rabu tidak ada satu pun kapal yang berangkat. Hal ini memperkuat dugaan bahwa Pelindo belum serius dalam menangani persoalan strategis ini.
"Pelindo sebelumnya berjanji pada Selasa lalu kapal sudah bisa berlayar ke Enggano membawa penumpang dan logistik. Namun hingga Rabu, kapal tetap belum juga bisa jalan," ujar Gubernur Helmi.
Salah satu hal yang disoroti Helmi dalam pertemuan tersebut adalah minimnya kualitas pekerjaan pengerukan alur pelayaran. Perusahaan yang ditunjuk oleh Pelindo hanya dikontrak untuk pengerukan dengan kedalaman tiga meter.
Padahal, idealnya kedalaman minimal harus enam meter agar kapal berukuran besar dapat melintas dengan aman. Lebar alur yang hanya sekitar 40 meter juga dinilai terlalu sempit dan berisiko bagi keselamatan pelayaran.
BACA JUGA:Penemuan Mayat Perempuan di Bawah Jembatan Pulau Baai, ini Identitasnya
“Kapal-kapal enggan melintas karena kondisi alur sangat berbahaya. Kalau Pelindo serius, seharusnya mereka bisa menyesuaikan pengerukan sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan,” ujar Helmi.