Ternyata! Menguatnya Harga CPO Belum Bisa Bikin Petani Sawit Tersenyum

SAWIT : Petani sawit Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu saat melakukan panen. --

RADAR KAUR - Terhitung tujuh hari sejak 8 Januari 2024 hingga 15 Januari 2024, harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit meningkat. Berdasarkan data Bloomberg pada penutupan perdagangan di bursa derivatif Malaysia pada Februari 2024 menguat 57 poin menjadi 3,831 ringgit per metrik ton. 

Dalam sepekan, kontrak ini telah menguat sekitar 4,24 persen. Kemudian, kontrak Maret 2024 menguat 60 poin menjadi 3,854 ringgit per metrik ton dan telah menguat sekitar 4,73 persen. Kontrak berjangka minyak sawit Malaysia ditutup lebih tinggi pada Jumat 12 Januari 2024, selama tujuh hari berturut-turut. Kenaikan tersebut didukung oleh harga minyak saingannya dan menurunnya produksi kelapa sawit. 

Dikutip bisnis.com dengan judul “Harga Komoditas Hari Ini (15/1): Batu Baran Rebound, CPO Hijau Terus!”. 

Penyebab naiknya harga CPO hingga 7 hari berturut-turut karena rendahnya data produksi kelapa sawit ditambah dengan terus menguatnya harga minyak saingannya. Selian itu juga impor minyak sawit India melonjak ke level tertinggi dalam empat bulan pada Desember 2023, didorong meningkatnya pembelian minyak sawit olahan karena harga yang kompetitif.  

Sedangkan data dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) pada Rabu 10 Januari 2024 persediaan pada akhir Desember 2023 menurun 4,64 persen  menjadi 2,29 juta metrik ton pada Agustus 2023.  Produksi juga menurun 13,31 persen dari November 2023 menjadi 1,55 juta ton pada Desember 2023. Ekspor minyak sawit menurun 5,12 persen menjadi 1,33 juta ton.

Harga Minyak mentah juga meningkat lebih dari 2 persen lantaran Amerika Serikat (AS) dan Inggris melakukan serangan pada target-target militer Houthi di Yaman.  Para pejabat Industri pada Kamis 11 Janurai 2024 produk minyak sawit Malaysia akan meningkat pada 2024 seiring dengan berkurangnya tenaga kerja, meskipun tantangan tetap ada lantaran para petani  berupaya mematuhi regulasi Uni Eropa (UE) dan AS yang menyasar keterkaitan sektor ini dengan deforestasi dan tenaga kerja paksa. 

Kontrak minyak kedelai teraktif Dalian, DBYcv1, turun 0,29 persen dan kontrak minyak sawit, DCPcv1, meningkat 1,44 persen. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT), BOcv1, naik 1,46 persen. 

Sedangkan faktor lain naiknya harga CPO, melemahnya mata uang ringgit malaysia, yang mana ditutup -0.08 persen terhadap dolar AS. Ringgit yang melemah membuat minyak kelapa sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing. Itulah faktor terus stabilnya harga CPO. Dengan CPO Naik maka dipastikan Tandan Buah Segar (TBS) juga akan meningkat. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan