Sampah Plastik Bengkulu 141.996,05 Ton, Ini Berpeluang Menjadi Barang Ekonomis
Inilah penampakan sampah plastik di lapangan merdeka Kota Bintuhan. Sumber foto: koranradarkaur.id--
KAUR SELATAN (KS) – Masalah sampah, khususnya sampah plastik terus menjadi tantangan besar di Kabupaten Kaur.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Indonesia pada tahun 2023, sampah tahunan di Provinsi Bengkulu mencapai 141.996,05 ton.
Dengan rata - rata timbulan sampah harian, mencapai sebesar 389,03 ton. Dari jumlah tersebut 11,49 persen di antaranya, merupakan sampah plastik.
Persentase sampah plastik ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yakni 9,39 persen pada 2022 dan 8,00 persen pada 2021.
Kabupaten Kaur menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap jumlah sampah plastik tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan ini, selain upaya dari pemerintah, masyarakat juga diminta untuk berinovasi dalam mengelola sampah plastik.
BACA JUGA:Cegah Banjir, Anggota Polsek Muara Nasal Bersihkan Sampah di Drainase dan Sungai
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi produk-produk bernilai jual, seperti tas, karpet, hingga keranjang.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah plastik sekaligus memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Bupati Kaur, H. Lismidianto, SH, MH, melalui Camat Kaur Selatan (KS) Rendra Agung, SSTP, MPSSp mengakui, bahwa pemanfaatan sampah plastik menjadi barang layak jual di wilayah KS masih jauh dari potensi yang ada (belum maksimal,red).
Hal ini dikarenakan beberapa faktor, salah satu karena ketidak tahuan masyarakat. Bagaimana cara mengelola sampah plastik, menjadi barang bernilai ekonomis.
BACA JUGA:Pengelolaan Sampah di Kaur Selatan Masih Terbentur, Simak di Kendalanya
"Masih banyak, masyarakat yang belum berinovasi. Dalam mengolah sampah plastik menjadi barang bernilai. Padahal, dengan pengelolaan yang tepat, sampah plastik ini dapat diubah menjadi produk dengan harga jual tinggi, seperti tas, keranjang, atau bahkan karpet," ujar Camat Rendra Agung, Jumat (12/1).
Rendra Agung juga menambahkan, kurangnya pemahaman tentang potensi sampah plastik menjadi salah satu hambatan dan PR mereka.