Hasil Panen Padi di BBUP Desa Suku Tiga Tidak Sesuai Target, Ini Biang Keroknya
Padi di lahan BBUP Desa Suku Tiga Kecamatan Nasal selesai di panen--
NASAL – Hasil panen padi di Lahan Balai Benih Utama Padi (BBUP) Desa Suku Tiga, Kecamatan Nasal, tidak memenuhi target yang diharapkan.
Dengan luas lahan 1 hektare 120 meter, panen kali ini hanya mampu menghasilkan sebanyak 220 kaleng gabah. Normalnya, dengan luas lahan tersebut, hasil panen seharusnya dapat mencapai antara 500 hingga 550 kaleng gabah.
Para petani setempat menyebutkan bahwa penurunan hasil panen ini disebabkan oleh serangan hama yang cukup parah.
Hama yang menyerang tanaman padi di lahan tersebut meliputi wareng, ulat grayak, dan burung. Serangan hama ini terjadi pada berbagai tahap pertumbuhan padi, mulai dari bibit hingga masa panen.
Wareng dan ulat grayak, yang memakan daun padi, mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman. Akibatnya, tanaman padi tidak dapat tumbuh optimal, mengurangi jumlah gabah yang dapat dipanen.
BACA JUGA:Dihantam Gelombang Pasang, 4 Ha Sawah Warga Tanjung Besar Terancam Gagal Panen
BACA JUGA:Tingkatkan Populasi Ikan Nila, UPTD BBI Nasal Panen Larva
"Selain itu burung yang memakan, bulir padi. Juga turut memperburuk hasil panen. Serangan burung ini, seringkali terjadi menjelang panen, yang mengurangi jumlah gabah yang bisa dipanen. Meskipun berbagai upaya pengendalian hama sudah dilakukan, seperti penyemprotan pestisida dan penggunaan alat pengusir burung, namun dampak dari serangan hama ini tetap cukup besar terhadap hasil pertanian," ujar Janan (45), salah seorang petani warga setempat, kepada Radar Kaur (RKa), Senin 9 Desember 2024.
Lanjutnya, selain serangan hama, faktor cuaca yang kurang mendukung juga turut memengaruhi hasil panen.
Janan mengungkapkan, bahwa kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap para petani menjadi salah satu penyebab utama penurunan hasil gabah.
Dia mengakui, bahwa hasil panen kali ini jauh sekali dari target yang diharapkan, bahkan menimbulkan kerugian bagi petani.
"Hasil gabah tahun ini hancur, tidak sesuai dengan target, bahkan rugi. Seharusnya Dengan luas lahan segini paling minim menghasilkan 500 gabah," ujarnya.
Pihaknya berharap, ke depan, mereka dapat lebih sigap dalam menghadapi masalah hama ini. Dengan menggunakan, teknologi dan, metode yang lebih efektif.
Mereka juga berharap, agar pemerintah dan instansi terkait memberikan dukungan lebih. Dalam bentuk penyuluhan serta bantuan alat pertanian untuk mencegah kerugian yang lebih besar akibat hama.