Baru Dua Pekan Naik hingga Rp 3 Ribu Lebih, Kini Harga TBS Sawit di Bengkulu Selatan Turun

Reporter: Rohidi Effendi |

Editor: Daspan Haryadi |

Minggu , 24 Nov 2024 - 17:33

Harga TBS sawit di Bengkulu Selatan turun lagi. -Sumber foto : ROHIDI/RKa-

baru dua pekan naik hingga rp 3 ribu lebih, kini harga tbs sawit di bengkulu selatan turun                             bengkulu selatan (bs) - update terbaru mengenai harga tandan buah segar (tbs) kelapa sawit di wilayah kabupaten bs, minggu 24 november 2024.
yang mana, dari informasi yang berhasil diperoleh radar kaur (rka), baru dua pekan harga tbs sawit di bs tembus hingga rp 3 ribu lebih per kilogram.
saat ini, harga tbs sawit kembali turun secara signifikan. sebab, info terharu harga tbs sawit di tingkat pabrik di bs saat ini hanya rp 2.860 per kilogram.
humas pt bengkulu selatan lestari (bsl) di kedurang ilir kabupaten bs idius syafari saat dikonfirmasi rka membenarkan, jika harga tbs sawit kembali turun.
baca juga:jelang pilkada, tbs milik petani di kaur jadi sasaran maling
idius mengaku, jika saat ini harga beli tbs sawit di pabriknya rp 2.860 per kilogram. namun, untuk harga brondol segar dibeli dengan harga rp 2.980 per kilogram.
harga ini cukup jauh turun dari harga du peka lalu. yang mana, pada saat itu tbs dibandrol rp 3.040 per kilogram. serta, harga brondol rp 3.040 per kilogram.
"ya, sejak beberapa hari terakhir memang ada penurunan harga sawit di bengkulu selata," kata idius.
kedati demikian, humas menyebutkan, penurunan harga tbs sawit tersebut tidak terlalu signifikan dari harga beberapa bulan sebelumnya. mengingat, jika beberapa bulan lalu, harga tbs di kabupaten bs hanya dibandrol di angka rp 2 ribu sampai dengan rp 2.500 paling tinggi per kilogram.
baca juga:pencurian tbs meningkat, petani resah,harus ada solusi dilakukan
"penurunan ini tidak terlalu signifikan. mudah-mudahan ke depan harganya normal lagi diatas rp 3 ribu," jelas humas pt bsl.
idius menegaskan, kenaikan dan penurunan harga beli tbs di tingkat pabrik ini menjadi hal yang lumrah. hal ini tentunya mengikuti harga jual crude palm oil (cpo) secara dunia.
mengingat, jika harga cpo naik secara keseluruhan di tingkat dunia, maka harga beli tbs juga akan ikut naik. namun, jika harga cpo turun, maka harga tbs juga tentu akan turun.
"semuanya tergantung dengan harga cpo, kalau cpo naik harga tsb juga naik. tapi kalau harga cpo turun, tentu kami beli tbs juga ikut turun harga," jelasnya.
baca juga:petani kian bahagia, per november 2024 harga tbs sawit di bengkulu selatan rp 3.010 per kilo
menurut idus, harga cpo dunia tentu secara langsung memang berpengaruh dengan angka pembelian tbs sebagai bahan bakunya.
dirinya berbarap, peningkatan harga tbs akan berpengaruh dengan perputaran ekonomi masyarakat. baik itu ditingkat petani sawit hingga pengepul.
apalagi, di kabupaten bs sebagian besar kendali ekonomi warga dikendalikan oleh kebun kelapa sawit. sehingga, peluang untuk keberlangsungan pengelolaan sawit jangka panjang terbuka luas.
sementara itu, mengenai harga beli di tingkat pengepul, idius mengaku tidak tahu secara pasti. yang jelas, seharusnya jika harga di pabrik naik di pengepul juga harusnya ikut naik.
baca juga:harga meroket, pencurian tbs malam hari
"kalau ditingkat pengepul itu kami tidak tahu pasti. karena itu kewenangan mereka menetapkan harga. tapi kami harap harganya mengikuti harga pabrik," beber idius.
yang jelas memang, sambung humas, pihaknya selalu tekankan agar para petani tetap memperhatikan kualitas tbs yang akan dipanen.
karena, semakin bagus kualitas tbs, maka ke depannya cpo indonesia akan semakin bernilai. sehingga, hal tersebut tentu juga akan berpengaruh dengan keberlangsungan harga tbs ke depannya.
sementara itu, untuk sistem order tbs, idius menyebut pt. bsl tidak memberikan batasan kepada semua pihak yang ingin menyuplai tbs.
baik itu petani, pengepul ataupun kelompok perkebunan dipersilahkan mengirimkan tbs ke pabrik mereka. tidak ada larangan bagi siapapun.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Radar Kaur, Senin 25 November 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan