Hiperinflasi Ekstrem di Zimbabwe, Harga Kebutuhan Mencapai 80.000 Kali Lipat
inilah kondisi hiperinflasi ekstrem di zimbabwe. -Sumber foto: koranradarkaur.id-
BACA JUGA:Tes SKD CPNS Kemenag 2024 Ada 55 Tilok, Berikut Nilai Ambang Batasnya
Fluktuasi harga komoditas di pasar internasional juga memberi dampak signifikan. Penurunan harga tembaga dan emas mengurangi pendapatan negara dari ekspor, memaksa pemerintah untuk mencetak lebih banyak uang guna menutupi kekurangan anggaran.
* 4. Korupsi dan Ketidakstabilan Politik:
Korupsi yang merajalela dan ketidakstabilan politik mengikis kepercayaan investor. Banyak yang menarik investasi, memperparah kondisi ekonomi yang sudah sulit.
* 5. Sanksi Internasional:
Sebagai respons terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan pemilihan yang dianggap tidak adil, Zimbabwe menghadapi berbagai sanksi internasional. Hal ini mengurangi akses negara terhadap bantuan dan investasi asing, yang semakin memperburuk keadaan ekonomi.
* 6. Permintaan Meningkat untuk Barang dan Jasa:
Ketika inflasi meningkat, konsumen berusaha membeli barang sebelum harganya naik lebih lanjut. Permintaan yang melonjak tanpa adanya peningkatan pasokan menyebabkan harga semakin melambung.
BACA JUGA:Kemensos Menawarkan 40.573 Formasi PPPK 2024, Cek Informasinya di Sini
* 7. Masyarakat Enggan Gunakan Mata Uang Lokal:
Ketika nilai dolar Zimbabwe jatuh, masyarakat mulai bertransaksi dengan mata uang asing seperti dolar AS dan rand Afrika Selatan. Ini semakin melemahkan nilai mata uang lokal dan memperburuk inflasi.
* Akibat dan Solusi
Kombinasi faktor internal dan eksternal yang kompleks, ditambah dengan kebijakan moneter yang tidak bijaksana, membawa Zimbabwe pada salah satu krisis ekonomi terparah dalam sejarah.
Kini, dolar Zimbabwe tidak lagi dicetak atau diakui sebagai mata uang resmi. Sebagai solusi, negara tersebut telah memperkenalkan mata uang baru yang disokong dengan emas, dikenal sebagai Zimbabwe Gold (ZiG).
Hiperinflasi di Zimbabwe menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana kebijakan ekonomi yang buruk dan ketidakstabilan politik dapat mengakibatkan keruntuhan ekonomi total.