Luput dari Perhatian Pemerintah, Gedung SMAN 8 Kaur Terancam Ambruk

MUARA SAHUNG – Sudah luput dari perhatian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Provinsi Bengkulu, gedung SMAN 8 Kaur bakal rata dengan tanah.

Ini lantaran tanah dekat bangunan tergerus dan sudah satu gedung tempat belajar sudah rusak total dan kini mengintai gedung yang lain termasuk kantor.

Kepala SMAN 8 Kaur Asnawi, M.Pd.I mengatakan kerusakan gedung akibat gerusan tanah di sekitar gedung sekolah dan kini bertambah parah saja. Apa lagi sedang dilanda hujan dikhawatirkan semua gedung akan rata bila dibiarkan lama.

Kerusakan gedung akibat bencana alam berupa tanah tergerus sudah pernah disampaikan pada pihak Dispendikbud Provinsi Bengkulu, namun belum ditindak lanjuti akan pembangunannya. 

Oleh sebab itu, bila masih menunggu lama, semua bangunan sekolah akan rusak dan bisa saja rata dengan tanah.

Sekolah yang beralamat di Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung begitu mengharapkan bangunan yang permanen dan penahan tanah agar tidak lagi tergerus.

BACA JUGA:Diguncang Gempa, Ratusan Siswa SMPN 3 Kaur Berhamburan

BACA JUGA:Teladan Sepanjang Masa, MTsN 4 Kaur Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

Sebab gerusakan akan kembali terjadi bukan hanya menimpah ruang belajar juga kantor atau ruang guru juga ikut hancur akibat gerusan hampir ditiap bangunan.

Gedung sekolah diakui, berada diatas tebing dan dari badan jalan lintas Provinsi naik tanjakan hingga puluhan meter menuju gedung sekolah yang rawan longsor.

Dikatakan, walau kondisi mengkhawatirkan pada gedung sekolah tidak menyurutkan kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap aktif dan lancar. Namun saat belajar anak didik dan dewan guru beserta staf harus lebih meningkatkan kewaspadaan.

Sebab bisa saja terjadi gerusan yang dapat membahayakan, apa lagi ketika datang hujan deras tentu sangat membahayakan. “Kami berharap tanah yang sudah tergerus dipasang dinding penahan dan begitu juga dengan gedung sekolah yang rusak dapat dibangun permanen,” pintanya.

Gedung SMAN 8 Kaur bakal rata dengan tanah dan satu Rombel sudah rusak berat, Kamis 26 September 2024--

Tujuh rombongan belajar (Rombel yang masih dimanfaatkan denan anak didik yang berjumlah 176 orang tetap menjalankan kegiatan rutin seperti sekolah yang lain.