Tahukah Anda? Berikut Tokoh-Tokoh Kunci dalam Pembubaran PKI pada 1965
Tokoh kunci dalam pembuaran PKI-Sumber Foto: koranradarkaur.id-
KORANRADARKAUR.ID – Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965 melibatkan sejumlah tokoh penting yang memainkan peran kunci dalam mengatasi krisis politik besar tersebut.
Dalam upaya menanggulangi gerakan PKI yang berupaya melakukan kudeta melalui Gerakan 30 September (G30S), berbagai nama terlibat dalam proses pembubaran yang pada akhirnya mengubah lanskap politik Indonesia.
1. Jenderal Ahmad Yani
Panglima Angkatan Darat saat itu, Ahmad Yani adalah salah satu tokoh sentral dalam upaya menumpas pemberontakan PKI. Dalam buku "G30S/PKI: Sebuah Penelitian Historis" oleh M. C. Ricklefs, dijelaskan bahwa Ahmad Yani memimpin upaya militer untuk melawan dan menghentikan gerakan kudeta PKI. Peran tegasnya sangat penting dalam mengoordinasikan operasi militer dan mempertahankan stabilitas negara.
2. Letnan Jenderal Soeharto
Sebagai wakil Panglima Angkatan Darat, Suharto memainkan peran strategis dalam operasi militer melawan PKI. Menurut sumber dari "Suharto: Biografi Politik" oleh R. E. Elson, Suharto tidak hanya terlibat dalam pertempuran langsung tetapi juga dalam strategi politik pasca-konflik, yang mengarah pada pengambilalihan kekuasaan di Indonesia.
BACA JUGA:Sejarah Lubang Buaya: Titik Awal Tragedi Nasional dan Rekonsiliasi
BACA JUGA:Jika Ada Honorer Kurang 2 Tahun Ikut Seleksi PPPK 2024, Melanggar Hukum!
3. Jenderal Nasution
Jenderal Abdul Haris Nasution, sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata, turut serta dalam strategi dan perencanaan untuk membubarkan PKI. Dalam buku "Nasution: Dalam Bingkai Sejarah" oleh Taufik Abdullah, ditekankan peran Nasution dalam merumuskan kebijakan dan langkah-langkah militer yang diperlukan untuk menanggulangi ancaman PKI.
4. Presiden Soekarno
Sebagai Presiden Indonesia pada masa itu, Sukarno memiliki peran yang kompleks dalam situasi ini. Meskipun ada laporan bahwa Sukarno pada awalnya cenderung mendukung PKI, referensi dalam "Sukarno: Anti-Kolonialisme dan Nasionalisme" oleh Cindy Adams menunjukkan bahwa ia akhirnya terpaksa berkolaborasi dengan militer untuk mengatasi krisis tersebut.
Para tokoh ini, masing-masing dengan peran dan tanggung jawabnya, berkontribusi pada pembubaran PKI dan pergeseran politik besar di Indonesia pada tahun 1965.
Dengan kolaborasi antara militer dan pemerintah, mereka berhasil mengatasi ancaman dan menetapkan arah baru bagi negara.