Musim Kemarau, Ini Dampak Terhadap Ekonomi Petani

TANJUNG KEMUNING – Akibat musim panas berdampak besar pada hasil pertanian seperti panen buah padi dan sawit. Ini Karena sudah lama tanaman tidak disiram hujan.

Salah seorang petani padi Desa Padang Kedondong Kecamatan Tanjung Kemuning Didi (48) mengatakan, hasil panen kini tidak stabil bukan seperti biasanya.

Lantaran sudah lama tidak disiram hujan. Selain itu, panen begitu dipaksakan karena belum waktunya sudah dipanen. Buah padi cepat matang lantaran cuaca begitu panas dan sudah beberapa minggu.

BACA JUGA:STOP Peredaran Miras, Pemda Kaur Bentuk Sigma, Ini yang Akan Dilakukannya

BACA JUGA:Kapolres Kaur Ingatkan Bahaya Hoax, KPU Verfak Dokumen Bakal Cabup-Cawabup

Sebenarnya kalau mau menuruti aturan panen padi di sawah biasanya sekitar 115 sampai 117 hari lamanya atau tiga bulan lebih.

Namun kini belum sampai waktunya sudah dipanen di hamparan sawah Desa Tinggi Ari Kecamatan Tanjung Kemuning. 

Kemudian hampir sebagai besar padi yang dipanen pada September 2024 ini tidak menghasilkan sesuai harapan. Padahal hampir sebagian warga mengantungkan hidupnya dari hasil panen.

Biasanya dalam setahun tiga kali panen. Namun akibat panas berkepanjangan, panen pun dipaksakan dan mengalami penuruan dibandingkan panen sebelumnya.

BACA JUGA:Lama Menunggu, Ini Kabar Terbaru 98 PPPK Bengkulu

Kemarau yang sudah hammpir dua bulan ini begitu berdampak pada tanaman padi. Persawahan mengalami kekeringan dan sulitnya untuk mengairi tanaman pada masa padi memerlukan pasokan air.

Ini lantaran di lahan pertanian belum ada pasokan air yang dapat membantu para petani.

Karena hanya mengandalkan tadah hujan dan akibatnya karena sudah lama panas begitu berdampak dengan hasil panen.  

Terpisah, salah seorang petani sawit Selika 1 Kecamatan Tanjung Kemuning Buyung Harjo (53) menuturkan, akibat sudah lama tidak datang hujan secara normal berdampak besar pada hasil panen tandan buah sawit (TBS).