Mengenal Suku Dayak Agabag,Berikut Tradisi Unik Mereka

Tradisi unik yang dilakukan Suku Dayak Agabag--

KORANRADARKAUR.ID - Suku Dayak Agabag merupakan salah satu kelompok etnis masyarakat yang banyak mendiami Kawasan Kalimantan Utara.

Mereka masih ketat melakukan tradisi Ginum Pangasi (Minum Pengasih) yakni, sebuah kebiasaan yang wajib dilakukan dalam setiap upacara-upacara adat.

Misalkan, pada kemeriahan acara peresmian Balai Adat Besar Dayak Agabag di Desa Kalun Sayan, Kecamatan Tulin Onsoi Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.

Suku ini melakukan minum Pangasi yang menjadi salah satu momen sangat penting untuk meramaikan dalam acara tersebut.

Apabila anda ingin mengenal lebih jauh tradisi Ginum Pangasi ini, minuman ini terbuat dari air yang difermentasi dari bahan dasar singkong rebus menggunakan jenis ragi yang diolah dari beras yang dihaluskan serta ramuan rempah-rempah yang biasanya terdiri dari serai, jahe dan merica.

BACA JUGA:Tega C4buli Anak Kandung Hingga Belasan Tahun, Telah Ditetapkan Tersangka, Istri Pelaku Pulang

BACA JUGA:Demokrat Usung Sulman Aziz Pilkada 2024, Ini Tempat Tes Kesehatan Peserta Pilkada Ditunjuk KPU

Seluruh bahan campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam sebuah guci, yang biasa sebut talipuk.

Kemudian bagian bibirnya ditutup rapat lalu disimpan dalam kurun waktu tertentu. Abtara satu tiga hingga empat pekan dan nantinya ramuan tersebut akan menjadi Bulak (tuak).

Beberapa orang mengatakan, semakin panjang waktu yang digunakan untuk proses fermentasi, semakin bagus pula Bulak yang akan dihasilkan dari proses fermentasi untuk dikonsumsi.

Tidak hanya itu, dalam proses Ginum Pangasi ini juga termasuk kedalam kategori unik. Biasanya dilakukan secara bersamaan oleh beberapa orang yang duduk hendak berjajar sehingga menyesuaikan jumlah Talipuk berisi Bulak yang tersedia. 

Selain itu, untuk meminumnya suku ini menggunakan Budu (bambu) kecil berdiameter sekitar 1,5 CM yang berfungsi sebagai pipet. Tidak hanya tinggal minum, namun untuk meminum ini ternyata ada ketentuan.

Misalkan, untuk meminumya harus mereguk air Bulak hingga batas kerendahan air turun berada pada garis tertentu yang sudah diberi tanda/pembatas dari atas bibir Talipuk. 

Setiap isi Bulak berkurang karena telah diminum oleh orang sebelumnya, airnya akan ditambah hingga kembali naik mencapai bibir Talipuk. begitu seterusnya hingga proses panjang kegiatan acara yang digelar dianggap selesai.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan