Sosok Wartawan Paket Komplit Djamaludin Adinegoro dan Perannya Bagi Indonesia!
Sosok Djamaludin Adinegoro.-Sumber foto: koranradarkaur.id-
Namun, hal tersebut hanya bertahan enam bulan, sebelum akhirnya memimpin surat kabar Pewarta Deli pada 1932 hingga 1942.
Setelah Indonesia merdeka, Adinegoro bersama Prof. Dr. Supomo memimpin Majalah Mimbar Indonesia dari tahun 1948 hingga 1950.
BACA JUGA:Hangat diperbincangkan, Apakah Pemekaran Wilayah Menguntungkan Indonesia? Yuk Cari Tahu di Sini!
Pada tahun 1951, Adinegoro menjabat sebagai pimpinan Yayasan Pers Biro Indonesia. Selain itu, Adinegoro juga pernah bekerja di Kantor Berita Nasional.
Sebagai wartawan, Adinegoro selalu menulis berdasarkan fakta, sumber yang terpercaya dan data yang kredibel.
Dia mampu memberikan referensi terperinci tentang berita yang disampaikan.
Selain itu, Adinegoro memiliki kemampuan untuk bekerja sebagai reporter sekaligus bekerja fotografer, infografer dan kartografer.
Selain itu, dia sangat memahami bahwa tulisan jurnalistik dapat memberikan manfaat dan menjadi produk bersarana informasi multichannel, seperti buku, koran, jurnal dan materi siaran radio.
BACA JUGA:Perekrutan PPPK dan CPNS Tak Bersamaan, Ini Dampaknya Bagi Tenaga Honorer
Karena itu, menjelang Indonesia merdeka, sosok ini berhasil menjadi pioner dalam perkembangan jurnalistik.
Adinegoro juga berkontribusi pada ide pembentukan Radio Republik Indonesia (RRI) pada tahun 1945 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Djamaluddin Adinegoro bukan hanya wartawan tetapi juga sastrawan Angkatan Balai Pustaka. Novelnya yang terkenal berjudul Asmara Jaya dan Darah Muda terbit pada tahun 1928.
Melalui kedua novel tersebut, Adinegoro berusaha menentang praktik perkawinan kuno. Adinegoro juga menulis Melawat ke Barat (1987) sebuah buku rangkuman perjalanan dalam tiga jilid.
BACA JUGA:Jelang Seleksi PPPK dan CPNS 2024, Perhatikan Pesan Penting BKN RI Ini Sebelum Daftar
Dengan buku ini, dia memperkuat karirnya sebagai wartawan dan sastrawan.