Beliau memimpin atas permintaan Diponegoro dan ia mendekati Yogyakarta dan bermarkas di Prambanan.
Dengan demikian ia ada hubungan langsung dengan Keraton dan dapat memberikan nasehat kepada Sultan sepuh atau Hamengkubuwono kedua.
Bahkan menurut keyakinannya selama ada penjajahan di Bumi Pertiwi, maka ia harus siap tempur untuk melawan Para penjajah.
Salah satu strategi perang yang paling terkenal darinya adalah penggunaan lembu atau daun talas hijau untuk penyamaran.
Serang meninggal pada tahun 1828 di usia ke-76 tahun dan dimakamkan di desa Beku Kulon Progo Yogyakarta.
Pejuang wanita tangguh ini begitu berani dan gagahnya dalam melawan penjajah. Dirinya merupakan sosok pejuang membela Bangsa Indonesia waktu itu. ***
Kategori :