Kesaktian keempat Presiden Soekarno adalah diplomasi. Semua orang tahu bahwa Ir. Soekarno sangat mahir dalam diplomasi. Ini ditunjukkan Soekarno ketika memperjuangkan posisi atau kedudukan Indonesia di dunia, seperti dalam konferensi Asia Afrika dan gerakan non-blok.
5. Pemersatu bangsa
Kesaktian kelima Presiden Soekarno saat memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah memupuk persatuan bangsa. Bung Karno dianggap mampu menjaga keragaman budaya, agama dan etnis yang ada di Indonesia.
6. Keberanian dalam menghadapi tantangan
Kesaktian keenam Presiden Soekarno sebagai pemimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah keberanian dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
Bung Karno menghadapi banyak masalah selama masa kepemimpinannya, seperti konflik politik internal dan eksternal. Namun demikian, dia mampu bertahan dan memimpin bangsa melalui masa-masa sulit tersebut.
7. Warisan sejarah
Kesaktian ketujuh Presiden Soekarno ketika memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah warisan Sejarah. Karena warisan sejarah dan gagasan Soekarno yang terus menginspirasi generasi berikutnya, dimata banyak orang Indonesia, Soekarno juga dianggap memiliki kesaktian yang figuratif.
8. Kesaktian tongkat komando Soekarno
Dilansir dari www.rri.co.id, selain 7 kesaktian itu Ir. Soekarno merupakan sosok yang selalu memperhatikan penampilannya, salah satu penampilan khas dari Soekarno adalah selalu mengapit tongkat komando.
Tongkat komando milik Soekarno digadang-gadang juga punya kesaktian. Dua versi mengatakan bahwa kayu yang digunakan untuk tongkat itu adalah kayu pucangkala, yang secara alami memiliki kekuatan dan daya tarik yang luar biasa, yang membuat Soekarno lebih berkharisma dan berwibawa.
Penulis buku "Soekarno, Serpihan Sejarah yang Tercecer" Roso Daras, menuliskan bahwa Bung Karno telah menggunakan tongkat ini ini sejak tahun 1952, tepatnya setelah demonstrasi yang terjadi pada 17 Oktober 1952.
Bung Karno memiliki 3 tongkat komando yang sama bentuknya. Dia membawa satu saat keluar negeri, satu saat berhadapan dengan tentara dan satu lagi saat berpidato.
Namun, jika dia harus pergi dengan cepat dan terburu-buru, tongkat yang sering dia bawa adalah tongkat saat berpidato.
Versi Roso menjelaskan bahwa kayu yang digunakan sebagai tongkat bukanlah kayu biasa, tetapi kayu pucang kalak.
Kalak adalah nama pegunungan di selatan Ponorogo atau utara Pacitan. Di pegunungan ini terdapat tempat persemayaman keramat dan atas persemayaman itulah pohon pucang tumbuh. Ada banyak jenis kayu pucang di sana, dan dipercaya pucang kalak memiliki ciri khass.