BENGKULU SELATAN (BS) - Kabar tidak mengenakan yang datang dari Kabupaten BS yang juga dikenal dengan Bumi Sekundang Setungguan. Pasalnya, meskipun setiap tahun anggaran yang dikelola pemerintah daerah mencapai Rp 1 Triliunan. Namun, nyatanya tidak membuat perekonomian masyarakat menjadi meningkatk. Buktinya, dari total jumlah penduduk yang ada di BS sebanyak 172.162 jiwa. Angka kemiskinan di BS masih tembus diangka 17 persen.
"Berdasarkan indikator angka kemiskinan secara nasional paling tinggi ada di angka 9,5 persen. Sedangkan, kita di Bengkulu Selatan berada di angka 17 persen," ungkap Sekda BS Sukarni Dunip, SP, M.Si.
Oleh karena itu, lanjut Sekda, diperlukan program atau inovasi yang harus dilakukan oleh Pemkab BS melalui OPD untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut. Sebab, beberapa indikator yang menjadi penyebab angka kemiskinan masih tinggi yaitu inflasi, pertumbuhan ekonomi masyarakat yang lemah dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.
"Ini perlu dipantau lebih dini untuk memperkirakan angka kemiskinan pada suatu periode tertentu," terang Sekda.
Menurut Sekda, jika nantinya angka kemiskinan itu rendah, sudah pasti menggambarkan suatu daerah yang mempunyai daya saing. Karena, dari segi aspek ekonomi, Sumber Daya Manusia (SDM), kesehatan, infrastruktur dan semuanya sudah bagus. Oleh karena itu, ke depannya akan menjadi PR utama terkait penurunan angka kemiskinan tersebut.
"Intinya kita rencanakan untuk tahun 2025 sampai 2045 bisa menurunkan angka kemiskinan. Sehingga, ke depannya kita akan mempunyai SDM yang mampu bersaing dengan kabupaten lain," pungkas Sekda. (roh)