Mirip Bendera Indonesia! Junta Militer Myanmar vs BPLA Semakin Memanas

Jumat 02 Aug 2024 - 10:08 WIB
Reporter : Riska Ayu Kurniati
Editor : Daspan Haryadi

KORANRADARKAUR.ID - Mirip Bendera Indonesia! Junta Militer Myanmar vs BPLA Semakin Memanas

Gerakan pemberontak yang melawan junta militer Myanmar yang dikenal sebagai Bamar People Liberation Army alias BPLA. 

Junta militer Myanmar sendiri menghadapi banyak gerakan pemberontak di dalam negerinya selain BPLA seperti Arakan Army, Karen National Liberation Army, Karenni National People's Liberation Front, Magway, MNDAA dan banyak lagi. 

Mayoritas gerakan pemberontak bekerja sama dengan BPLA yang memiliki lambang bendera Merah Putih yang mirip dengan lambang bendera Indonesia untuk melawan junta militer Myanmar.

BPLA sendiri pertama kali didirikan pada 17 April 2021 oleh 17 orang, termasuk Maung Saungkha. Maung Saungkha sendiri adalah aktivis HAM Myanmar yang menentang keras pengudetan junta militer Aung San Suu Kyi. 

Dengan adanya BPLA, demonstrasi berubah menjadi perlawanan bersenjata. Myanmar National Democratic Alliance Army (MNDAA), salah satu sekutu BPLA, baru-baru ini menyerang Komando Militer Regional Timur Laut junta. 

Serangan itu berhasil mengambil alih distrik negara bagian Shan yang sebelumnya berada di bawah kendali junta militer Myanmar. MNDAA kini juga menguasai bandara setempat.

BACA JUGA:Melakukan Perjalanan Spiritual Tanpa Guru, Bisa Depresi Hingga Gangguan Kejiwaan

BACA JUGA:Jalan Tol Jambi-Rengat Miliki Panjang 198 Km, Hubungkan Provinsi Jambi - Riau

Dikutip dari www.zonajakarta.com, berdasarkan keterangan dari penduduk, perlawanan masih terus berlanjut pada hari Jum'at di Lashio, sehari setelah Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar (MNDAA) mengumumkan telah merebut markas Komando Militer Regional Timur Laut (RMC) junta di Lashio, kota terbesar di bagian utara Negara Bagian Shan. Sejak memasuki pusat kota kemarin, tentara Kokang, atau MNDAA, telah mengambil alih sekitar separuh kota, termasuk bandara.

Junta militer Myanmar jelas terpukul berat ketika Lashio direbut. Junta militer Myanmar tidak memiliki banyak ruang gerak seperti sebelumnya dan mereka semakin terjepit di sana sini. 

Intervensi PBB di Myanmar sangat penting. Situasi dalam negeri di Myanmar tidak stabil. Intervensi militer oleh koalisi PBB juga tidak mudah dan tindakan junta militer yang mengkudeta Suu Kyi memungkinkan negara itu terpecah. 

Jika PBB secara gamang memilih pemerintah resmi Myanmar, yang berarti junta militer untuk dibelanya. Karena jika PBB mendukung kelompok seperti BPLA dan lainnya, itu berarti PBB memberi ruang kepada kelompok yang secara tidak resmi mengganggu pemerintahan Myanmar. Hal ini pasti akan merusak reputasi PBB sebagai asosiasi global.

Hal yang harus ketahui adalah jika kemenangan ada di piak BPLA itu akan membuat Myanmar jatuh dalam kekacauan. Perpecahan antara BPLA dan gerakan lain berpotensi menyebabkan perang saudara yang berkepanjangan. 

Sedangkan di sisi lain, jika junta militer Myanmar masi tetap berkuasa, tindakan yang mereka lakukan juga tidak bisa dibenarkan.

Kategori :