Kenal Lebih Dekat Yuk dengan Pahlawan Nasional Perempuan Asal Bengkulu, Intip Peninggalannya Kepada Indonesia

Kamis 01 Aug 2024 - 14:33 WIB
Reporter : Riska Ayu Kurniati
Editor : Dedi Julizar

Fatmawati sudah aktif dalam organisasi sejak masih muda. Selain itu, dia seorang siswa HIS dan dicatat sebagai pengurus organisasi perempuan Muhammadiyah Nasyiatul Ausyiah di Bengkulu. 

Sebagai istri proklamator Indonesia, Fatmawati sering bergabung dengan Soekarno dalam berbagai upaya untuk memerdekakan Indonesia dari penjajah. 

BACA JUGA:Parfum Murah Ada di Alfamart, Morris Lifestyle Urutan Teratas

Fatmawati menjahit bendera Merah Putih saat dia hamil anak pertamanya, yang sekarang menjadi bendera pusaka.

Pada 17 Agustus 1945, bendera itu dikibarkan setelah Soekarno dan Hatta menyatakan kemerdekaan Republik Indonesia.

Saat ini, bendera pusaka sudah tidak dikibarkan karena usianya sudah tua dan disimpan di Monumen Nasional Indonesia di Jakarta.

2. Dapur umum untuk Barisan Berani Mati yang mempertahankan Sang Merah Putih

Fatmawati tidak hanya berjasa dalam menjahit bendera Merah Putih. Tidak lama setelah Soekarno dan Hatta mengumumkan kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno membentuk Barisan Berani Mati untuk melindungi Sang Merah Putih. 

BACA JUGA:Jelang Kualifikasi Piala Asia, Timnas Indonesia U-20 Mendapatkan Tambahan 3 Pemain Bintang

Rumah Soekarno dan Fatmawati di Jalan Pegangsaan Timur 56 penuh sesak oleh semua orang yang ingin melindungi bendera merah putih.

Mulai dari anak-anak hingga orang tua bahkan para perempuan yang datang sambil menggendong anak mereka. 

Saat itu, Jepang sangat ketat mengawasi gerak gerik Soekarno dan para pejuang lainnya, jadi mereka sukarela menjaga bendera Merah Putih dari ancaman.

Ketika masa-masa genting proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Fatmawati juga menjaga dan merawat Soekarno yang tengah sakit.

3. Nama Fatmawati diabadikan sebagai nama rumah sakit dan bandara

Di tengah isu poligami Soekarno dengan wanita lain, Fatmawati justru fokus pada anak-anak yang menderita tuberkulosis pada tahun 1953.

Setelah itu, dia mendirikan Ibu Soekarno Foundation, sebuah yayasan yang berfokus pada kesehatan. 

Kategori :