Dia mempelajari berbagai bidang, termasuk sejarah, filsafat, dan ekonomi. Tidak sampai situ saja, pada tahun 1935, ketika pemerintahan kolonial Belanda berganti, Mohammad Hatta menjadi salah satu tokoh yang dipindahkan ke Banda Neira, Maluku.
Di sinilah Mohammad Hatta berbagi pengetahuan dengan mengajar siswa lokal tentang politik, sejarah dan bidang lain.
2. Aktif Mengikuti Organisasi Kemahasiswaan Luar Negeri
Ketertarikan Mohammad Hatta dalam bidang politik mulai terlihat saat dia kuliah di Belanda dari 1921 hingga 1932.
Mohammad Hatta bersekolah di Handels Hogenschool (sekarang Universitas Erasmus Rotterdam).
Mohammad Hatta bergabung dengan Indische Vereeniging, sebuah kelompok siswa Tanah Air di Belanda selama dia melakukan studi di sana.
Selain itu, Mohammad Hatta pernah memimpin delegasi Kongres Demokrasi Internasional ke acara perdamaian di Prancis.
Di sinilah Mohammad Hatta berkenalan dengan orang-orang penting, terutama pemimpin pergerakan buruh.
BACA JUGA:Padahal Sama-sama Bentukan Jepang, Apa Bedanya BPUPKI dan PPKI?
BACA JUGA:Ramai di Sosmed, Beginilah Cara Cek Khodam Melalui Link di Google
3. Memiliki Kedekatan dengan Para Pedagang
Tokoh kemerdekaan Indonesia yang akrab disapa Bung Hatta, juga akrab dengan para pedagang.
Ini dimulai dengan saat dirinya menempuh pendidikan formal di sekolah swasta sebelum akhirnya ke sekolah rakyat di mana dia sekelas dengan kakaknya, Rafiah.
Setelah itu, Bung Hatta pindah sekolah lagi ke ELS Padang (saat ini SMAN 1 Padang) hingga 1013. Pada 1917, ia pindah ke MULO.
Bung Hatta berasal dari keluarga pedagang yang terlah dibekali ilmu agama sejak kecil. Hal inilah yang membuatnya tertarik pada ekonomi.
Di Padang, Bung Hatta akrab dengan pedagang yang tergabung dalam Serikat Usaha. Dia juga menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond dan pernah berkarier menjadi bendahara di Jakarta.