Karena rumah Laksamana Maeda memiliki hak imunitas terhadap Angkatan Darat Jepang, sehingga kedua pemimpin itu tetap aman.
Tiga tokoh yaitu Soekarno, M. Hatta dan Achmad Soebardjo melakukan perumusan naskah proklamasi kemerdekaan di ruang makan Laksamana Maeda.
Soekarno menulis konsep naskah proklamasi, sedangkan Hatta dan Achmad Soebardjo menyampaikan ide-ide mereka secara lisan.
Selain itu, Sukarni, Sudiro, dan BM Diah mewakili generasi muda dalam proses penyusunan naskah dan S. Miyoshi dan S. Nishijima mewakili Jepang.
Soekarno mengusulkan agar orang-orang yang terlibat dalam pembuatan naskah proklamasi menandatangani sebagai wakil bangsa Indonesia.
BACA JUGA:Ternyata Ini Manfaat Luar Biasa Oatmeal untuk Kesehatan Tubuh
Golongan muda menentang saran tersebut karena mereka tidak setuju jika naskah proklamasi ditandatangani oleh anggota PPKI hasil bentukan Jepang.
Mereka menolak karena kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan seluruh elemen bangsa. Akhirnya, Sayuti Melik meminta Soekarno Hatta menandatangani naskah proklamasi dan mengubah kalimat "Wakil-wakil bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia" setelah diketik.
Saat itu, mesin ketik rumah Maeda menggunakan hiragana daripada huruf latin. Setelah itu, Satsuki Mishima, pegawai Maeda, pergi ke kantor militer Jerman untuk meminjam mesin ketik Mayor Dr. Hermann Kandeler.
Setelah mendapatkan pinjaman mesin ketik, Soekarno mempercayai Sayuti Melik dan BM Diah untuk mengetik naskah proklamasi.