Belum Diketahui Banyak Orang, Ternyata Begini Sejarah Terbentuknya Wisata Alam Lubuk Langkap

Sabtu 27 Jul 2024 - 19:14 WIB
Reporter : Rohidi Effendi
Editor : Dedi Julizar

"Dari cerita orang tua, dulu sekitar tahun 1970 ke bawah, tumbuhan disitu paling banyak kayu Langkap. Makanya warga menamakan lokasi Lubuk Langkap," sebut Feriadi (33) warga Desa Suka Maju Kecamatan Air Nipis.

Feri menjelaskan, kayu Langkap tidak berbuah. Batangnya banyak dimanfaatkan warga sebagai alat untuk mengaduk atau memasak gelamai yang merupakan makanan khas Bengkulu Selatan.

Sebab, tekstur batang Kayu Langkap yang keras dan warnanya yang sedikit bersinar sangat bagus digunakan untuk mengaduk masakan khas serawai itu.

Seiring bertambahnya jumlah penduduk, Kayu Langkap secara perlahan akhirnya sulit ditemukan.

Sebab, lahan sebagai habitatnya sudah banyak digarap warga untuk dijadikan perkebunan. Seperti saat ini di atas Lubuk Langkap jenis tanaman sudah berganti menjadi pohon karet.

"Kayu Langkap masih bisa ditemui jauh di dalam kawasan hutan. Artinya bagi orang yang masih penasaran dengan bentuk Kayu Langkap, bisa mencarinya di dalam kawasan hutan di sekitaran dusun kami ini," sampai Feri.

Akan tetapi, sambung Feri, kalau sekedar ingin berwisata menikmati alam dan mandi segarnya air Lubuk Langkap, bisa datang langsung ke Lubuk Langkap.

Lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota, sekitar 45 menit mengendarai mobil atau motor. Langsung sampai ke lokasi wisata pemandian yang satu ini.

Air sungai sangat jernih dan masih alami. Suasana alam juga sejuk, karena dekat dengan kawasan hutan lindung Bukit Rikki. 

Aliran air tidak terlalu deras, sehingga tidak bahaya kalau mau mandi. Di lokasi juga ada penyewaan pelampung ban mobil.

Selain itu, juga ada warung warga yang menjual makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau. *

Kategori :