KORANRADARKAUR.ID - Setelah masuk dan berkembang pesat di daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Agama Islam terus menyebar kemudian juga berkembang ke belahan lain di Bumi Nusantara, termasuk di Indonesia bagian timur atau Kepulauan Raja-Raja.
Di antara tempat yang menjadi pusat di daerah Waktu Indonesia Timur adalah Maluku.
Karena pesatnya perkembangan ajaran tauhid yang dibawa Rasulullah SAW ini, ditandai banyaknya berdiri kerajaan bercorak Islam di Maluku.
BACA JUGA:Berusia 3 Abad, 4 Wisata Religi Ini Berikan Kesejukan Hati dan Pikiran
BACA JUGA:BREAKING NEWS! Tentang Pemortalan Jalan di Lahan Plasma ke PKS PT CBS, Ini Tanggapan PH
Dalam catatan sejarah ada empat kerajaan di daerah kepulauan itu yakni Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo dan Kesultanan Bacan.
Adanya keempat kerajaan Islam di Maluku ini menjadi daerah ini berjuluk Al-Mamluk yang berarti Kepulauan Raja-Raja.
Berbicara tentang awal masuknya Islam di Maluku tak lepas dari daya tarik Sumber Daya Alam (SDA) berupa rempah-rempah di tempat tersebut.
Sehingga ini mengundang pedagang-pedagang Islam untuk datang dan melakukan perdagangan lantas kemudian menyebarkan ajaran Islam di Maluku.
BACA JUGA:Tiduri Pacar, Siswi SMP di Kaur Hamil Tiga Bulan, Begini Kronologis Terungkapnya
BACA JUGA:Suzuki Baleno Terbaru 2024 Siap Temani Mudik Lebaran, Harga Bersahabat
Melansir dari laman nu.or.id, Rabu 3 April 2024, Islam masuk di Maluku melalui jalur perdagangan di abad ke-15.
Seperti disebutkan sebelumnya, alasan kenapa Islam masuk lewat jalur perdagangan, karena pada waktu itu daerah Maluku Sohor sebagai kepulauan rempah-rempah terutama cengkeh dan pala.
Tentu ini menjadi sasaran pada pedagang asing seperti dari Arab, Gujarat dan Cina untuk mendapatnya. Begitupun dengan pedagang dari Jawa serat Melayu yang telah memeluk agama Islam.
Sementara itu, Portugis menyebut bahwa Islam masuk di Maluku semenjak pelantikan Sultan Zainal Abidin ditahun 1486. Namun, sumber lain menyebut Islam sudah ada di Maluku sekitar 50-60 tahun sebelum tahun 1486.
BACA JUGA:Oli Palsu Marak Jelang Lebaran, Yuk Kenali Ciri-Cirinya, Biar Tak Jadi Korban
BACA JUGA:Mudik Pakai Motor? 5 Hal Ini Sangat Penting Diperhatikan, Supaya Aman dan Nyaman
Setelah Islam masuk di Maluku, pengaruh dan perkembangan Islam belum kuat terutama di Ternate. Oleh sebabnya, Zainal Abidin pergi ke Jawa untuk mempelajari Islam secara langsung dari Sunan Giri.
Sunan Giri adalah salah satu ulama atau wali terkenal di tanah Jawa. Dari sinilah muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja).
Kesultanan Ternate yang dipimpin oleh Sultan Zainal Abidin (1486-1500); Kesultanan Tidore dipimpin oleh Sultan Mansur; Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan Sarajati; Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko.
Penyebaran Islam di Maluku, tanpa terkecuali tidak dapat dipisahkan dari kerja keras seorang pedagang sekaligus muballigh asal Jawa bernama Datu Maulana Hussein.
BACA JUGA:BIKIN JENGKEL! 9 Biang Kerok Mobil Sering Mogok, Perhatikan Cara Mengatasinya
BACA JUGA:5 Motor Listrik Spek Terbaik Tahun 2024, Harga Merakyat dan Baterai Awet Selama Seminggu
Ia tiba di Ternate pada 1465. Hussein adalah seorang muballigh besar pada masanya. Ia memiliki pengetahuan agama Islam yang luas dan dalam, serta pakar tilawah dan kaligrafi Arab.
Dikisahkan pada suatu hari Hussein, dengan suara yang merdu dan keahlian membuat kaligrafi, setiap ia mendendangkan lantunan ayat-ayat suci membuat banyak orang berdatangan untuk mendengarkannya.
Dengan demikian masyarakat perlahan-lahan mulai menerima Islam.
Itulah sepenggal kisah tentang sejerah penyebaran Islam di Maluku. Semoga artikel ini bermanfaat.