Berusia 3 Abad, 4 Wisata Religi Ini Berikan Kesejukan Hati dan Pikiran

Rabu 03 Apr 2024 - 13:56 WIB
Reporter : Fenty Purnama Sari
Editor : Daspan Haryadi

BACA JUGA:Hanya 1 di Asia! Berikut 10 Universitas Terbaik di Luar Negeri

Keberadaan masjid ini di Pekojan menjadi salah satu bukti bahwa komunitas Arab merupakan komunitas terbesar di Batavia.

Selain mengadopsi unsur budaya Eropa, arsitektur masjid ini juga mendapat pengaruh dari gaya Timur Tengah, China, dan Jawa. 

3. Masjid Langgar Tinggi

Masjid Langgar Tinggi menjadi tempat ibadah sekaligus cagar budaya yang dibangun pada tahun 1829.

Lokasinya di Jalan Pekoan Raya Nomor 43, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Pada dasarnya, langgar sama artinya dengan masjid, yang difungsikan sebagai tempat ibadah. 

BACA JUGA:Janda Cantik Terpedaya! Mahar Rp 1,7 Miliar Berubah Jadi Daun, Begini Kisahnya

BACA JUGA:Lebaran Makin Dekat, Kurir Mulai Kebanjiran Order

Langgar Tinggi dibangun oleh seorang Kapitan Arab pertama di Batavia benama Syekh Said bin Naum. Mayoritas langgar ini didatangi oleh orang-orang India yang berdagang. 

Arsitektur bangunan Langgar Tinggi mengadopsi gaya Eropa, Moor, China, dan Jawa. Ini dapat dilihat dari bentuk jendela, serta mimbar yang ada di dalam langgar.

Pada papan di atas pintu masuk masjid ditulis bahwa Masjid Langgar Tinggi didirikan pada tahun 1249 H/1829 M.

Masjid ini pertama kali dibangun oleh seorang muslim dari Yaman bernama Abu Bakar diatas tanah wakaf dari Syarifah Mas’ad Barik Ba’alwi. Bangunan tersebut lalu diperluas oleh Said Naum.

BACA JUGA:PARAH! Untuk Kebaikan Anak – Anak Wifi di Muara Dua Diatur Jadwalnya

BACA JUGA:Police Go To School, Tegaskan Larangan Memakai Knalpot Brong Beserta Sanksinya

Namun menurut Adolf Heuken, seorang sejarahwan yang banyak meneliti sejarah kota Jakarta, tahun 1249 H itu berbetulan dengan 1833 atau 1834 M, dan bukan 1829 M. 

Sehingga jika tahun Hijriyah yang dijadikan pedoman, maka paling jauh masjid itu didirikan pada 1833 M.

Kategori :