Penyebaran Islam di Kalimantan Selatan dimulai sekitar abad 14 M, sebelum Kerajaan Banjar berdiri.
Sosok yang berperan dalam penyebarannya adalah Raden Samudera, pewaris sah kerajaan Negara Daha.
Raden Samudera meminta bantuan pasukan dari Kerajaan Demak untuk berperang melawan pamannya, Pangeran Tumenggung, yang merebut takhta Negara Daha.
Setelah berhasil mengalahkan pamannya, Raden Samudera mengislamkan raja dan pejabat kerajaan.
Ia kemudian bergelar Sultan Suriansyah dan mendirikan Kesultanan Banjar sebagai kerajaan Islam pertama di Kalimantan Selatan.
Penyebaran Islam di Kalimantan Selatan juga didukung oleh para ulama dan wali yang datang dari Jawa dan Sumatera, seperti Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syekh Abdul Hamid Abulung, Syekh Muhammad Nafis al-Banjari, Syekh Zainuddin al-Makassari, dan Syekh Burhanuddin al-Banjari.
Mereka menyebarkan ajaran Islam melalui pendidikan, pengajian, kitab-kitab, dan contoh perilaku.
BACA JUGA:H-10 Lebaran, SPBU Bintuhan Belum Ajukan Kuota BBM Tambahan, Ini Alasannya
BACA JUGA:28 Kepsek dan Guru di Kaur Pensiun Tahun Ini, Berikut Nama-Nama dan Asal Sekolahnya
2. Kalimantan Barat
Penyebaran agama Islam di Kalimantan Barat diduga terjadi pada abad 18 M.
Salah satu sumber yang menjelaskan hal ini adalah Hikayat Banjar, sebuah kumpulan naskah sejarah kerajaan di Kalimantan.
Dalam Hikayat Banjar disebutkan bahwa Islam masuk ke Kalimantan Barat melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab bernama Sultan Syarif Abdurrahman.
Sultan Syarif Abdurrahman adalah keturunan dari Syarif Ali bin Ajlan bin Rumaithah bin Muhammad bin Hasan al-Mutawakkil ala Allah bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib.
Ia datang ke Pontianak pada tahun 1741 M dan mendirikan Kesultanan Pontianak sebagai kerajaan Islam pertama di Kalimantan Barat.
Selain Pontianak, daerah lain yang diperkirakan lebih awal menerima pengaruh Islam adalah Matan dan Mempawah.