Karena ini adalah pertaruhan hidup dan mati mereka berdua.
Berulang kali mereka membersihkan dan mengganti busi serta karburator.
Akan tetap mesin tidak kunjung hidup, sehingga terakhir mereka hanya pasrah kepada sang penentu kehidupan.
Dengan membiarkan perahu mereka berlayar dibawa arus laut.
BACA JUGA:Puase Ijab Kabul
Yopanri Aprizal (28) mengakui, mereka mengalami musibah menjelang akhir minggu lalu.
Mereka mengalami kerusakan mesin perahu, sehingga menyebabkan dia dan rekannya terombang-ambing ditengah laut lepas tepatnya laut selatan.
Bahkan mereka bermalam di atas perahu, beruntung kondisi gelombang laut bagus.
Sehingga perahu mereka yang macet bisa mengalun dibawa gelombang laut.
BACA JUGA:Bawa Jimat Saat Ibadah Haji, Hukumannya Sangat Berat, Ini Penjelasan Kemeneg RI
“Saat di atas perahu yang sedang macet persediaan makan dan minum kami sudah mulai menipis. Hanya ada rokok dan masih ada nasi yang sudah mulai basi, walau basi nasi itu tetap dimakan, karna sudah mulai lapar,” jelasnya.
Terangnya, walau dalam kondisi yang genting mereka tenang.
Lokasi mereka saat itu kisaran 36 mil dari Pulau Pisang dan sekitar 40 sampai 45 m dari pelabuhan Pasar Lama Bintuhan.
Dengan jauhnya lokasi mereka dari tempat mendarat yang terdekat, mereka hanya pasrah.
BACA JUGA:SDIT-IK Buka Penerimaan Zakat Fitrah, Disalur H-2 Idul Fitri
Mereka berharap ada bantuan segera menyusul mereka, karena mereka sudah semalam tidak pulang.