Rekom BBM Subsidi Khusus Terpusat 1 Tepat, Kini SPBU Ibul Kewalahan Layani Nelayan
Dampak rekom pembeli BBM subsidi terpusat 1 tempat, SPBU Ibul kewalahan layani nelayan-Sumber Foto: ROHIDI/RKa-
BENGKULU SELATAN (BS) - Dampak surat rekomendasi (Rekom) Dinas Perikanan BS untuk pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite khusus nelayan nyaris terpusat di 1 tempat.
Membuat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Jendral Ahmad Yani Kelurahan Ibul Kecamatan Kota Manna BS kewalahan melayani pembelian BBM jenis Pertalite nelayan.
Manager SPBU Ibul Radius Prawiro membenarkan, merasa kewalahan melayani nelayan yang hampir keseluruhan membeli BBM subsidi di SPBU ibul.
Radius berharap, seharusnya rekom yang diberikan oleh Dinas Perikanan BS dibagi ke setiap SPBU yang ada di BS. Apalagi, SPBU yang beroperasi di BS ada 4 unit.
Mulai dari SPBU Ibul, SPBU Kutau di Kelurahan Kota Medan, SPBU Tanjung Raman di Kecamatan Manna, dan SPBU Mini di Kelurahan Pasar Bawah.
"Ya, akibat hampir semua nelayan diarahkan isi BBM di SPBU Ibul. Kami merasa kewalahan melayani pengisian Pertalite khusus nelayan," kata Radius.
BACA JUGA:Sungai Perumbaian Diduga Tercemar Kembali Limbah PT KGS, Pemerintah Diam, Ada Apa?
BACA JUGA:APDESI Kecamatan Nasal Bantu Korban Kebakaran Pasar Jumat
Menurut Manager, ada beberapa alasan yang membuat pihaknya merasa kewalahan melayani pengisian BBM jenis Pertalite untuk nelayan.
Salah satunya, sebut Manager, akibat banyak nelayan yang membawa jerigen beli BBM, memancing kecemburuan konsumen lainnya.
Mengingat, masyarakat yang sedang antre membeli Pertalite di SPBU sering beranggapan kalau SPBU memprioritaskan pembeli yang menggunakan jerigen.
Padahal, jelas-jelas jika para konsumen yang menggunakan jerigen tersebut hanya untuk para nelayan yang sudah mendapatkan rekomendasi dari dinas.
Sehingga, hal tersebut rawan menimbulkan kecurigaan terhadap SPBU Ibul yang sejatinya tidak melayani pengisian BBM menggunakan jerigen.
"Kalau nelayan jelas pakai jerigen saat isi BBM. Nah, itulah yang rawan membuat konsumen lain salah tanggapan," jelas manager.