Pati Unus gugur dalam pertempuran tersebut kemudian digantikan Trenggana (1521-1546) sebagai pemimpin ke-3 Kesultanan Demak.
BACA JUGA:PILKADA 2024! Jumlah KPPS Bengkulu Selatan Berkurang Setengah, Ternyata Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Perkara Mantan Sekretaris KPU Kaur 2022 Naik Penyidangan
Terdapat beberapa peninggalan penyebaran Islam oleh Kesultanan Demak. Situs Kolam Wudhu Sekarang, situs ini tidak digunakan sebagaimana fungsinya dan hanya menjadi bukti peninggalan sejarah.
Pada masa Kesultanan Demak dulu, tempat ini selalu digunakan untuk wudhu bagi mereka yang hendak melaksanakan salat di Masjid Agung Demak.
Maksurah merupakan dinding berkaligrafi yang dibuat pada 1866 M, yakni ketika Aryo Purbaningrat menjadi Adipati Demak atau setelah era Kesultanan Demak berakhir.
Dampar Kencana Dahulu, benda peninggalan ini merupakan singgasana Sultan Demak yang berada di dalam Masjid Agung Demak. Kini dijadikan sebagai mimbar untuk penceramah.
BACA JUGA:Dunia Pendidikan Bengkulu Selatan Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Kacabdin Terkesan Cuek Bebek
BACA JUGA:Jelang OSN, Ini Kegiatan Dilakukan SMPN 25 Satap
Piring Campa di dinding dan tempat imam Masjid Agung Demak, terdapat piring yang ditempelkan.
Hiasan ini merupakan hadiah dari ibunda Raden Patah yang konon berasal dari Cina.
Itulah sejarah singkat tentang awal mula perkembangan Islam di tanah Jawa. Semoga artikel ini menginspirasi pembaca.