Karena sangat menginginkannya. Namun sayang hingga akhir hayatnya sepatu keluaran Swiss itu tak pernah dimiliki.
BACA JUGA:GAWAT! PT CBS Ingkari MoU dengan Anggota Plasma, Koperasi Gelar RAT, Putusan Cukup Mengejutkan
BACA JUGA:Dilantik, Ini Pesan Penting Kadisparprov Kepada Pejabat Eselon III yang Baru
Tak hanya itu, usai mundur dari pemerintahan tahun 1957. Bung Hatta merasakan sulitnya menjalani hidup sebagai 'orang biasa'.
Bapak Koperasi Indonesia tersebut kesulitan membayar tagihan listrik, gas, dan air minum.
Dalam buku Hatta: Jejak yang Melampaui Zaman. Bung Hatta sampai tidak bisa melunasi pajak mobil yang dibelinya dari subsidi pemerintah.
Tak hanya itu, kediamannya di Vila Megamendung terpaksa diputus sambungan teleponnya.
BACA JUGA:Jelang Pilkada, ASN Wajib Netral, Ini Warning Sekda Kaur
BACA JUGA:Teken MoU, Gubernur Bengkulu Harapkan OJK Lanjutkan Program Literasi Keuangan Siswa dan Mahasiswa
Lantaran tak mampu membayar tagihan yang nilainya berkali-kali lipat dari uang pensiunannya.
"Terserah kalau (telepon) mau dicabut," ujar Hatta pasrah melalui surat kepada Dirjen Pos, Telegraf, dan Telepon.
Urusan makan juga tak kalah menyedihkan. Hatta hanya menerima sumbangan lauk pauk Rp1.000/bulan.
"Apakah ini bukan suatu penghinaan kepada RI?" kata Hatta kepada Menteri Urusan Anggaran Negara.
BACA JUGA:Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Sudah Dimulai, Ada Apa Anies Baswedan Buka Suara?
BACA JUGA:Peringati Hari Wanita, Ini Kegiatan DWP Kaur
"Makanan kucing saya saja tidak akan kurang dari segitu sebulan" tambahnya.