Nomor 3 Caleg Wajib Tahu, Berikut 5 Alasan Golput

Jumat 19 Jan 2024 - 21:42 WIB
Reporter : Hery Kurniawan
Editor : Daspan

MUARA SAHUNG - Tidak memberikan pilihan dalam pemilu atau beken disebut Golput. Seringkali terjadi dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Seperti itu Pemilihan Umum (Pemilu), Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ataupun Pemilihan Pilkades. Menurut sejumlah pendapat terjadi karena beberapa sebab. Seperti rasa kecewa tak ditepatinya janji politik peserta dalam peserta demokrasi sebelumnya.

Selain rasa kecewa tak ditepatinya janji politik. Ada empat alasan lain ketika seseorang memilih Golput. Yakni rasa tak peduli, tak adanya kandidat yang cocok, terkendala administrasi kependudukan hingga dan tak berada tempat domisili ketika hari pencoblosan. Ini berdasarkan pengakuan sejumlah warga di Kecamatan Muara Sahung, Jumat 19 Januari 2024.

BACA JUGA:Berikut Lokasi Yang Diizinkan Pakai Sepeda Listrik, di Jalan Raya Resmi Dilarang

Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Muara Sahung Kecamatan Muara Sahung, Zulkaisar (52) menyampaikan berdasarkan obrolan dengan sejumlah warga desanya. Beberapa diantaranya secara terus terang menyatakan akan Golput dalam Pemilu Serentak tahun 2023. Alasannya, kecewa apa yang dijanjikan peserta Pemilu sebelumnya tak terealisasi.

"Kecewa pada banyaknya janji politik yang tidak terealisasi. Seperti harga Sembako murah ataupun meningkatkannya harga beli hasil pertanian itu jauh dari harapan. Ini menyebabkan mereka memilih Golput. Malahan ada yang terang-terangan mengatakan akan tetap ke ladang sejak pagi hari di hari pencoblosan," ungkap Zulkaisar.

Sementara itu, Nopri Anawati (43) warga Desa Ulak Lebar kecamatan setempat mengatakan, sikap apatis atau tidak peduli masyarakat terhadap politik. Ikut menjadi penyebab terjadinya Golput. Ini terjadi karena rasa kecewa pada pemerintahan sebelumnya. Sehingga menganggap politik tidak memiliki implikasi positif terhadap kehidupan mereka. 

"Kekecewaan bisa jadi karena kebijakan negatif pemerintah atau karena kebijakan yang tak terealisasi. Jadi mereka beranggapan. Mau siapapun pemimpin tidak akan merubah kehidupan mereka tidak akan berubah jika tidak berusaha tanpa usaha sendiri," kata Nopri.

Masih di Kecamatan Muara Sahung. Ujang (53) warga Desa Ulak Bandung mengungkapkan, tidak adanya kandidat yang tidak sesuai kriteria mata pilih. Menjadi alasannya tidak memberikan hak suara. Ketidakcocokan tersebut bisa seperti rancangan program yang ditawarkan, hingga tak cocok pada partai politik (Parpol) pengusungnya.

"Tentu setiap orang memiliki sudut pandang politik yang berbeda. Kareena program yang ditawarkan tak sesuai preferensi politiknya. Ataupun Parpol di mana Calon Legislatif (Caleg) ini maju Pemilu," ujar Ujang.

Desi Yulistriani, S.Pd (38) warga Desa Muara Sahung Kecamatan Muara Sahung mengatakan, terkendala administrasi kependudukan menjadi penyebab salah seorang memilih Golput. Biasanya terjadi pada mereka yang baru saja pindah domisili, saat waktu sudah dekat hari pencoblosan.

"Karena mereka berpikir sudah tidak terkejar untuk mengurus administrasi pindah Tempat Pemungutan Suara (TPS). Karena kesibukan Meraka di tempat tinggal baru ini. Mereka memilih tidak mengurus pindah TPS dan akhirnya golput," kata Desi.

Sementara itu, Samsir (32) warga Desa Tri Tunggal Bhakti Kecamatan Muara Sahung menungungkapkan, tidak berada di desa tempat tinggal saat hari pemungutan suara. Lantaran sedang berada di tempat lain untuk bekerja. Sedang pekerjaannya belum dapat ditinggalkan. Menjadi alasan seseorang memilih Golput.

"Dari pengalaman Pemilu ataupun Pilkada sebelumnya. Yang Golput itu adalah mereka yang sedang berada di luar daerah. Seperti mereka yang berkebun kopi. Lalu ketika ditanya kenapa tak pulang saat pencoblosan. Mereka bilang kalau tanaman kopi sedang musim tak bisa ditinggalkan," tandasnya. 

 

Kategori :