Selain itu, infrastruktur pengisian yang belum merata di beberapa daerah dapat menjadi hambatan bagi pengguna mobil listrik
Dikutip dari www.idntimes.com, mobil hybrid adalah kombinasi dari mesin bensin dan motor listrik.
Kendaraan ini dapat beroperasi dengan menggunakan kedua sumber tenaga secara bersamaan atau secara terpisah.
Motor listrik menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang saat melaju di kecepatan rendah atau macet.
Sebaliknya, saat Anda membutuhkan tenaga tambahan, seperti saat mendaki tanjakan atau melaju di jalan tol, mesin bensin akan sangat membantu.
Selain itu, mobil hybrid memiliki jarak tempuh yang lebih lama dibandingkan mobil listrik.
BACA JUGA:Pemilik Wajib Tahu! Ini Loh 4 Cara Memilih Ban Mobil Listrik dengan Tepat!
BACA JUGA:Mobil Hybrid Terbaru! Menarik Perhatian Pasar Otomitif Indonesia, Meluncur Tahun 2025
Kekurangan mobil hybrid terletak pada harganya yang lebih mahal dibandingkan mobil konvensional dan kompleksitas teknologinya.
Mobil konvensional dengan mesin bensin atau diesel masih menjadi pilihan favorit banyak orang karena harganya yang lebih murah dan infrastruktur bahan bakarnya yang sudah matang.
Meskipun kendaraan ini masih sangat populer, mereka menghadapi kritik karena tingginya emisi karbon yang dihasilkan, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim dan polusi udara.
Dampak lingkungan adalah perhatian utama dalam perdebatan antara mobil listrik, hybrid, dan konvensional.
Mobil listrik menawarkan solusi yang paling ramah lingkungan dengan nol emisi saat beroperasi.
Namun, penting untuk mempertimbangkan sumber energi yang digunakan untuk mengisi baterai.
Jika energi tersebut berasal dari sumber terbarukan, maka dampak lingkungan akan semakin minimal.
Mobil hybrid, meskipun lebih baik dibandingkan mobil konvensional, masih menghasilkan emisi gas buang.