"Warga binaan terbanyak berasal dari Bengkulu Selatan, sisanya warga Kaur. Ada pula 5 orang warga binaan perempuan," jelasnya.
Nur melanjutkan, menyikapi kasus asusila sangat darurat di Kabupaten BS, pihaknya sudah pernah berkomunikasi ke Bappeda-Litbang BS.
Pada pertemuan itu, pihaknya telah meminta agar Pemkab BS melalui OPD teknis untuk lebih sering lagi melakukan sosialisasi hukum tentang bahaya asusila.
Bahkan, setelah perempuan pihaknya bersama Bappeda-Litbang BS, belum lama ini telah dilakukan Focus Group Discussion (FGD) terkait ancaman kasus asusila.
BACA JUGA:Kasus Asusila di Kaur Meningkat, Cek di Sini Jumlah Terbarunya
FKD dilaksanakan untuk dijadikan sebagai metode pengumpulan data yang kemudian akan digunakan mendapatkan wawasan mendalam.
Khususnya, terkait pandangan dan pengalaman peserta yang berhubungan dengan suatu topik mengenai kasus asusila di Kabupaten BS.
"Ya, memang beberapa waktu lalu kami sudah mengelar FKD tentang Asusila bersama Bappeda-Litbang. Kami harap sosial hukum tentang bahaya ancaman kasus asusila ini harus ditingkatkan," sebutnya.
Apalagi, dilihat dari penghuni Rutan Kelas IIB Manna yang terjerat kasus asusila ini bukan hanya anak-anak mudah saja. Justru, terbanyak adalah orang tua.
"Kalau dilihat dari warga binaan, mereka yang terjerat kasus asusila ini rerata sudah tua umurnya," pungkasnya.