3 Kali Ganti Bupati, Masalah Jalan Banjir di Desa Ini Belum Juga Teratasi!

Sabtu 23 Nov 2024 - 19:02 WIB
Reporter : Hery Kurniawan
Editor : Daspan Haryadi

HINGGA tiga kali Kabupaten Seluma ganti Bupati. Masalah jalan banjir saat musim hujan di Desa Kemuning Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu masih belum terentas. Padahal, ini menjadi keluhan puluhan tahun bagi warga setempat. Lantas apa kendala hal itu belum teratasi? Berikut liputan selengkapnya. 

HERY - Bengkulu

AIR Kemuning. Nama sebuah desa di wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Desa ini menjadi "tembok pertahanan" Seluma dengan Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu. 

Sejak Kabupaten Seluma berdiri setelah mekar dari Kabupaten Bengkulu Selatan di tahun 2003. Hingga sekarang, saat Seluma berusia 21 dan sudah 3 kali ganti bupati.

Masalah jalan kebanjiran saat musim hujan, menjadi keluhan puluhan tahun dari warga setempat. Yang hingga kini masih belum juga terentaskan. 

Jalan yang ada di bantaran sungai Air Lagan itu kerap mengalami banjir setelah hujan deras mengguyur daerah setempat. Akibatnya, mobilitas warga setempat menjadi terganggu. 

Tokoh Masyarakat (Tomas) Desa Kemuning, Sidarno (65) mengungkapkan, masalah jalan yang terputus akibat banjir ini sebenernya telah ada jauh sebelum Seluma berdiri sebagai kabupaten defenitif.

Masalah ini telah ada sejak daerah setempat menjadi permukiman masyarakat. 

BACA JUGA:Dinas PUPR Bengkulu Selatan Akan Perbaiki Jembatan Putus Akibat Banjir di Kedurang

Dia lalu menceritakan secara singkat sejarah Desa Air Kemuning. Sekitar tahun 1982, datanglah sekelompok masyarakat dari daerah Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan. Rombongan sebanyak 40 orang itu bermaksud membuka lahan pertanian dan perkebunan rakyat. 

Kala itu, mereka lalu mendatangi Kades Betungan, Safe'i untuk meminta izin membuka lahan pertanian di lokasi sekarang dikenal sebagai Desa Air Kemuning. Setelah diizinkan, daerah pertanian dan perkebunan ini diberi nama Talang Kedurang. 

"Jalan yang kebanjiran ini karena sungai Air Lagan meluap ini sudah terjadi sejak zaman masih bernama Talang Kedurang dulu. Dan hingga kini, sudah puluhan tahun masalah ini masih belum juga terentaskan," ungkap Sidarno, Jumat 22 tahun 2024.

Akibat banjir ini, cerita Sidarno, tak hanya mengganggu mobilitas keluar masuk desa. Akibatnya juga berpengaruh pada sektor pendidikan di desa setempat.

Ini karena sekolah yang ada, dalam beberapa kesempatan dipaksa libur. Ini lantaran tenaga pendidik yang mayoritas dari luar desa, terjebak tak bisa melewati banjir. 

BACA JUGA:Plafon dan Atap Kantor Camat Nasal Jebol, Sebabkan Kebanjiran Saat Turun Hujan

Kategori :