KORANRADARKAUR.ID – Tahukah kamu jika seseorang memiliki pengalaman atau kejadian yang buruk terkait keuangan itu bisa menyebabkan trauma finansial? Yuk simak di sini untuk tahu apa saja bentuk dari trauma finansial itu di sini!
Trauma finansial adalah sebuah fenomena yang sering kali diabaikan, namun dampaknya bisa sangat mendalam dan berkepanjangan.
Trauma ini bukan hanya berkaitan dengan kehilangan uang atau aset, tetapi juga mencakup dampak emosional, psikologis dan sosial yang ditimbulkan oleh pengalaman buruk terkait keuangan.
Dampak trauma finansial tidak hanya terbatas pada individu saja, tetapi juga mempengaruhi keluarga dan hubungan sosial.
Misalnya, ketegangan yang ditimbulkan oleh masalah keuangan sering kali berujung pada konflik dalam hubungan pasangan atau antara anggota keluarga.
Ketidakpastian finansial dapat mengganggu komunikasi dan menciptakan perpecahan, yang pada akhirnya memperburuk situasi keuangan tersebut.
BACA JUGA:Ingin Mencapai Kebebasan Finansial di Masa Tua, Minimalisir Hutang Salah Satunya
BACA JUGA:Investasi dengan Modal Kecil: Pilihan Cerdas untuk Meningkatkan Kekuatan Finansial
Seperti trauma pada umumnya, trauma finansial juga memerlukan penanganan yang tepat. Sayangnya, trauma finansial sering kali tak disadari oleh mereka yang mengalaminya.
Dikutip dari www.idntimes.com, yuk simak di sini untuk tahu apa saja bentuk-bentuk dari trauma finansial seperti:
1. Takut mengeluarkan uang
Orang yang mengalami trauma finansial sering takut mengeluarkan uang, bahkan untuk kebutuhan dasar. Mereka merasa aman ketika mereka menyimpan uang. Fokus mereka pada kebutuhan masa depan mendorong mereka untuk menyimpan uang sebanyak mungkin untuk mengantisipasi kemungkinan buruk di kemudian hari.
2. Sulit menikmati kekayaannya
Seseorang yang mengalami trauma karena kekayaan seringkali merasa bersalah atau tidak pantas untuk menikmatinya. Akibatnya, mereka terus-menerus merasa harus menabung atau berinvestasi, tanpa memberikan diri mereka izin untuk menikmati hasil jerih payah mereka.
Trauma finansial juga membuat seseorang merasa bahwa keuangan mereka tidak akan pernah aman. Meskipun memiliki pendapatan yang stabil dan cukup, mereka selalu merasa ada ancaman yang mengintai, seperti kehilangan pekerjaan atau krisis ekonomi.