Virus Ngorok Dimanfaatkan Oknum, Ternak Sengaja Diracun Agar Dijual Murah, Sekda : Kandangkan Ternak

Jumat 01 Nov 2024 - 06:03 WIB
Reporter : Rohidi Effendi
Editor : Daspan Haryadi

BENGKULU SELATAN (BS) - Dampak virus Septicaemia Epizootica (SE) atau lebih dikenal penyakit ngorok oleh masyarakat kian mengkhawatirkan. Buktinya, meskipun pemerintah telah mengupayakan pengobatan dan antisipasi penyebaran virus. Namun, masih saja banyak ternak warga yang mati mendadak.

Oleh karena itu, tidak sedikit masyarakat yang curiga jika virus SE ini dimanfaatkan oleh oknum ingin meraup keuntungan dengan kondisi sekarang ini. Seperti yang diberitakan Radar Kaur (RKa) sebelumnya, ternak yang mati secara mendadak atau sudah menjadi bangkai, tapi masih saja ada yang diduga dijual.

Terbaru, ada masyarakat menemukan ternak jenis sapi milik peternak asal Kecamatan Bunga Mas yang ditemukan mati secara mendadak. Namun anehnya, kondisi ternak yang mati tersebut berbeda dengan kondisi ternak mati akibat terserang virus SE atau ngorok seperti yang terjadi beberapa waktu ini.

Masyarakat kini curiga jika ternak-ternak milik masyarakat tersebut sengaja diracun oleh oknum. Hal tersebut bertujuan agar ternak itu dijual dengan harga murah. Masyarakat pemilik ternak curiga ada yang dengan sengaja menebar racun potassium. Sehingga, semakin banyak ternak yang mati secara mendadak.

Seperti yang terjadi di Desa Padang Jawi Kecamatan Bunga Mas pada, Minggu 27 Oktober 2024 lali. Warga menemukan kasus kematian mendadak. Ternak yang mati tersebut merupakan ternak jenis sapi bali jantan. Yang mana, ternak tersebut merupakan milik Dasrul (50) dan Ris (50) warga setempat.

Diketahui, saat ditemukan kondisi ternak sapi berukuran besar tersebut sudah sekarat dengan buih bergelembung di bagian mulut. Padahal, sebelumnya sapi tersebut tidak terlihat gejala terserang penyakit apapu. Termasuk, gejalan menderita penyakit ngorok juga tidak ada.

BACA JUGA:Kerbau Aman dari Ngorok, Kok Bisa?

BACA JUGA:NGERI! Bangkai Kerbau Mati Akibat Virus Ngorok Dijual Oknum di Bengkulu Selatan

"Kasus penyakit ngorok di Bunga Mas memang tinggi. Tapi, akhir-akhir ini ternak mati sangat tidak wajar. Kami curiga ada oknum tebar racun potassium," ungkap Buyung Khalil (50) warga Desa Padang Jawi Kecamatan Bunga Mas.

Buyung melanjutkan, kecurigaan selanjutnya seketika warga melakukan penyembelihan hewan ternak tersebut.

Mengingat, saat disembelih ternak tidak berdaya sama sekali. Bahkan, tidak terjadi perubahan suhu tubuh seperti kasus serangan virus SE maupun jembrana. 

"Jika terkena ngorok atau jembrana, pasti suhu tubuh ternak sangat panas. Ternak jika ingin disembelih, tetap bergerak kuat. Tapi ini sudah bedah, bagian lidah menghitam dan seperti keracunan," jelasnya.

Oleh karena itu, Buyung berharap Dinas Pertanian (Distan) BS melakukan pengecekan sampel menyeluruh hewan ternak yang mati di tengah kasus SE. Hal ini untuk mengantisipasi adanya oknum tertentu berbuat nakal. Apalagi memanfaatkan isu SE dengan perbuatan negatif demi meraup keuntungan.

"Kami harap dinas segera bertindak. Jangan sampai semakin banyak korban akibat perbuatan nakal oknum," pintanya.

“Jadi info seperti ini sudah banyak kami dapatkan, makanya kami harap pemerintah bertindak tegas. Jangan sampai nanti oknum nakal malah sibuk menebar racun potassium dengan seakan-akan angka kematian ternak semakin tinggi akibat SE,” tukasnya.

Kategori :