BENGKULU - Penyebaran penyakit ngorok di Provinsi Bengkulu terus meluas. Jika sebelumnya, hanya terpantau terjadi Kabupaten Kaur dan Kabupaten Bengkulu Selatan (BS). Kini, penyakit yang menyerang sapi dan kerbau itu juga terjadi di Kabupaten Kepahiang.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak-Keswan) Provinsi Bengkulu, drh.Muhammad Syarkawi, MT melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner KeseanProvinsi Bengkulu, drh.Indah Permatasari mengatakan, hingga pertanggal 25 Oktober 2024, terdapat 865 ekor ternak terpapar penyakit ngorok. 177 ekor ternak di dalamnya ditemukan mati.
"Terkait penyakit ngorok yang menyerang sapi dan kerbau ini. Secara total sudah ada 865 ekor yang terpapar. Sapi yang terpapar 307 ekor, untuk kerbau 558 ekor," kata Indah Permatasari, Jumat 25 Oktober 2024.
Lebih rinci dia menyebutkan, penyakit ngorok yang tersebar di Kabupaten Kaur berjumlah 764 kasus terdiri dari 550 ekor kerbau dan 214 ekor sapi.
Kemudian di Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat 100 ekor terdiri dari 93 ekor sapi dan 7 ekor kerbau. Sementara di Kabupaten Kepahiang baru terpantau 1 ekor kerbau terjangkit penyakit ngorok.
BACA JUGA:Kecuali Bagian Ini, Daging Ternak Kena Penyakit Ngorok Aman Dikonsumsi
BACA JUGA:Penyakit Sapi Ngorok di Bengkulu Meluas, Apakah Aman Dikonsumsi? Temukan Jawabannya di Sini
Disisi lain, Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bengkulu drh.Yeni Misra mengimbau, dalam menekan penyebaran penyakit sapi pada ternak sapi dan kerbau. Masyarakat diminta untuk melakukan langkah cepat dengan memberikan vaksin pada ternaknya serta melakukan penanganan yang tepat.
Dijelaskannya, pemilik ternak bisa melihat adanya gejala penyakit ngorok pada sapi atau kerbau. Yakni dengan tanda-tanda malas makan, hidung beringus yang keesokan harinya terlihat perutnya kembung dan ngorok. Hendaknya segera mendapatkan pengobatan dan vaksinasi.
Sementara ternak lainnya yang sebelumnya berada dalam satu kawanan pengembalaan atau satu kandang. Hendaknya segera dipisahkan dengan yang dicurigai telah terkangkit serta divaksin.
"Kalau menemui tanda-tanda ini maka harus segera diobati. Kemudian pisahkan dari yang sehat supaya penyebaran tidak meluas," imbaunya.
Lanjutnya, masyarakat bisa mengakses vaksin dan obat untuk penganganan sapi ngorok secara gratis. Dengan melakukan koordinasi ke pusat kesehatan hewan di masing-masing wilayah kabupaten/kota. Namun ini dengan catatan pelayanan dan pengobatan dilakukan pada jam kerja.
“Vaksin dan obatnya tersedia, gratis di puskeswan pada jam kerja. Tapi kalau sudah diluar jam kerja harus membayar pelayanan,” ungkapnya.
Sementara itu berdasarkan data ketersediaan vaksin ngorok, pihak Disnak Keswan Provinsi Bengkulu sudah menyalurkan 1.000 dosis untuk Kabupaten Kaur, 500 dosis untuk Bengkulu Selatan dan 500 dosis untuk Seluma.
Vaksin ini diharapkan bisa mengakomodir seluruh ternak di wilayah Bengkulu yang populasinya terdata 15.168 ekor kerbau, 116.151 ekor sapi potong dan 86 ekor sapi perah. *