Dokter yang datang saat itu menceritakan kejadian malam hari pada tanggal 20 Mei 1998 sehari sebelum Soeharto mengumumkan kemundurannya bahwa hanya ada satu menteri yang mendampinginya.
Saadillah Mursid yang kalah itu menjabat Menteri Sekretaris Negara menjadi satu-satunya Menteri yang berada di samping Soeharto satu hari menjelang reformasi.
Saadillah juga ikut berada di belakang Soeharto saat Soeharto membacakan pengumuman lensernya serta melihat pengangkatan BJ Habibie sebagai pengganti Soeharto.
Meski menjadi bagian dari Orde Baru, Amien Rais mengapresiasi sifat setia Saadillah yang mendampingi Soeharto hingga lenser.
Bahkan sosok Saadilah juga menjadi juru bicara Soeharto ketika ia didesak mundur.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimli Asyidiki menjadi saksi kunci keadaan rumah Habibie ketika mendengar kabar Soeharto akan mundur juga memiliki kenangan dengan Saadilah.
BACA JUGA:Bocoran 37 Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Intip Siapa Saja
BACA JUGA:Tiga Pahlawan Nasional Asal Palembang, Satunya Pernah Menjabat Menteri Kemakmuran
Habibie meminta ajudannya untuk menelpon ajudan Soeharto dan juga meminta waktu untuk bertemu Soeharto tetapi telepon tersebut diserahkan ajudan Soeharto kepada Saadilah Mursid.
Saadilah mengatakan kepada Habibie intinya, “Besok presiden akan mundur dari jabatannya.”
Kesetiaan Saadilah ini juga dibalas baik dengan Soeharto.
Saat Saadilah wafat pada tahun 2005, Soeharto melayat bahkan saat keadaannya masih sakit setelah keluar dari RS. ***